JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), ternyata hanya ada 4,15 juta pelanggan Perusahaan Listrik Negara (Persero) golongan daya rumah tangga atau R1 900 volt ampere (VA) yang layak mendapatkan subsidi.
Berdasarkan data PLN per September 2015, jumlah total pelanggan R1 900 VA mencapai 22,47 juta pelanggan. Demikian diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Menurut Sudirman, saat ini Tim TNP2K sedang melakukan rekonsiliasi jumlah pelanggan PLN, dengan daya 900 VA yang bisa dimigraskan ke golongan lebih tinggi. Diharapkan, verifikasi data bisa rampung Mei 2015.
Pemerintah kini memang tengah membenahi penerapan subsidi listrik tepat sasaran untuk masyarakat tidak mampu golongan R1 900 VA. Sementara rumah tangga dengan daya 450 VA tetap disubsidi.
"Rumah tangga 900 VA yang mampu akan dicabut subsidinya," demikan hasil sidang kabinet terbatas, 4 November 2015, yang dipaparkan dalam pointer raker.
Apabila jumlah pelanggan R1 900 VA yang tercatat di PLN ada sebanyak 22,47 juta pelanggan, sedangkan yang benar-benar miskin hanya 4,15 juta pelanggan, berarti ada 18,32 juta pelanggan PLN yang terancam dicabut subsidinya.
Anggota Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha menuturkan, verifikasi data dari TNP2K sangat penting agar subsidi listrik menjadi tepat sasaran. Meski begitu, pemerintah bisa meminta PLN untuk tidak mempersulit sambungan baru, bagi rumah tangga yang benar-benar tergolong masyarakat miskin.
"Verifikasi data sangat penting, sehingga masyarakat yang memang tidak mampu masih bisa menggunakan listrik 450 VA atau 900 VA," tutur Satya.
Anggota lain, Iskan Qolba Lubis menambahkan, PLN juga harus mempermudah penambahan daya bagi pelanggannya. Diharapkan tidak ada lagi pungutan-pungutan yang memberatkan masyarakat menikmati listrik dengan daya lebih tinggi.
Iskan mengusulkan agar PLN mengembangkan sistem online untuk sambungan baru dan penambahan daya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.