Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Profit Taking Diramal Warnai IHSG Hari Ini

Kompas.com - 09/02/2016, 09:36 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber KONTAN
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan terkoreksi hari ini. Analis menilai, akan ada aksi ambil untung pada IHSG setelah menguat cukup tajam pada akhir pekan lalu.

David Nathanael, analis First Asia Capital mengatakan, pergerakan IHSG hari ini akan cenderung konsolidasi. Penguatan lanjutan IHSG akan dibayangi aksi ambil untung jangka pendek terutama terhadap sejumlah saham sektoral yang sudah memasuki area overbought.

Perkiraannnya, IHSG akan bergerak di kisaran support 4750- 4.710 dan resistance 4.810-4.850.

Pada akhir pekan lalu, IHSG reli dengan merespon angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 Indonesia yang mencapai 5,01%, atau naik dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 yang hanya 4,73%.

"Aksi beli terutama melanda saham-saham yang sensitif interest-rate seperti perbankan," kata David melalui paparan risetnya, Selasa (09/02/2016).

IHSG ditutup menguat tajam 2,85% atau 133,129 poin di 4798,946. Ini merupakan posisi penutupan tertinggi sejak perdagangan 7 Agustus 2015. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 7,75 triliun, tertinggi sejak perdagangan 30 November 2015 lalu.

David bilang, pemodal asing terlihat kembali memburu saham-saham sektoral unggulan. Hal ini tercermin dari pembelian bersih asing yang mencapai Rp 2,3 triliun akhir pekan lalu.

Selama sepekan IHSG berhasil menguat hingga 4% melanjutkan penguatan pekan sebelumnya 3,5%. Seiring dengan penguatan IHSG, nilai tukar rupiah atas dollar AS juga menguat 1,4% sepekan kemarin di Rp 13.653.

Sementara pasar saham global tadi malam kembali ditandai dengan koreksi di Wall Street dan kawasan zona Euro dan koreksi kembali harga minyak mentah hingga 3,9% di US$ 29,69/barel.

David melihat, sentimen positif dari eksternal yang akan mempengaruhi pasar adalah rendahnya kekhawatiran kenaikan tingkat bunga FFR setelah data ekonomi AS yang keluar kurang menggembirakan. Ini memicu pelemahan dolar AS atas sejumlah mata uang emerging market.

Menurutnya, kebijakan stimulus lanjutan yang diambil sejumlah bank sentral utama dunia juga turut memicu masuknya kembali aliran dana asing ke pasar emerging market.

Sementara dari domestik, pasar kembali optimis terhadap prospek perekonomian Indonesia tahun ini yang diperkirakan bisa tumbuh di kisaran 5% hingga 5,3% melihat tren pertumbuhan ekonomi kuartalan yang meningkat. (Dina Mirayanti Hutauruk)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com