Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Hanya Andalkan Tiket, Kereta Cepat Pasti Rugi

Kompas.com - 12/02/2016, 17:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono mengatakan proyek angkutan massal di manapun pasti akan merugi.

Oleh karena itu kata Bambang, agar tidak rugi, pengembang proyek atau PT kereta cepat Indonesia China (KCIC) perlu mengembangkan bisnis di luar jasa angkutan kereta api itu sendiri.

"Kalau hanya bicara kereta cepat (single project), tidak ada swasta yang tertarik, di manapun. Orang ini proyek rugi kok. Memang ada swasta yang mau rugi? Enggak ada. Jadi bagaimana mencari pengembangan bisnis agar tetap memperoleh keuntungan," kata Bambang di Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Bambang mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung kemungkinan akan berlanjut dengan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, seperti yang telah didesain oleh Bappenas bersama Kementerian Perhubungan.

Apabila proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan, Bambang optimistis akan terbuka peluang untuk meneruskan rute dari Bandung, menuju Cirebon, Semarang, dan berakhir di Surabaya.

"Kenapa Jakarta-Bandung dulu? Karena pertumbuhan ekonomi regional koridor Jakarta-Bandung ini luar biasa. Dalam lima tahun ke depan, pendapatan per kapita bisa mencapai 10.000 dollar AS. Dengan pendapatan per kapita sebesar itu, daya beli masyarakat akan makin meningkat," jelas Bambang.

Tarif kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibanderol Rp 200.000 per orang untuk sekali jalan.

Tarif itu langsung berlaku saat pengoperasian KA cepat pada 2019 mendatang.

"Waktu itu, hitungan kita harga tiketnya 16 dollar AS dengan kurs pada 2019 sekitar  Rp 13.000. Jadi, kira-kira Rp 200.000. Ini flat mulai 2019 selama konsesi," kata Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan beberapa waktu lalu.

Menurut Hanggoro, KA cepat Jakarta-Bandung memiliki potensi penumpang yang cukup besar.

Bahkan, PT KCIC menargetkan jumlah penumpang mencapai 29.000 per hari. Jumlah penumpang tersebut akan sangat memengaruhi pengembalian investasi yang mencapai 5,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 74 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com