Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDM Tak Siap, Operator Transportasi Hingga Pekerja Kasar Proyek Bisa Serbu Asing

Kompas.com - 17/03/2016, 16:42 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Minimnya perhatian terhadap pengembangan sumberdaya manusia di sektor tranportasi khususnya perkeretaapian bisa berdampak buruk.

Padahal pembangunan infrastruktur di sektor tersebut sedang menggeliat.

"Nanti yang datang itu orang asing, bisa saja pengoperasian (MRT atau kereta cepat) baik, tapi orang asing yang mengoperasikan. Ini bertentangan dengan prinsip kemandirian yang ingin kita dorong," ujar pengamat transportasi Danang Parikesit kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Menurut Danang, SDM Indonesia bukan berarti tidak mampu bersaing dengan asing.

Hanya saja tutur dia, perlu waktu untuk mempersiapkan SDM menguasai teknologi baru seperti MRT, LRT, atau kereta cepat.

Berkaca dari Garuda Maintainance Facility (GMF) AeroAsia, anak usaha Garuda Indonesia, perlu waktu 2-3 tahun bagi para SDM-nya menguasi berbagai komponen pesawat.

Dari situ, Danang mengetahui bahwa penguasaan teknologi perlu waktu selama itu.

"Ini MRT, LRT, Kereta Cepat, kan investasi yang direncanakan, oleh pemerintah sendiri. Jadi seharusnya memiliki kesempatan lebih banyak untuk mempersiapkan diri lebih bagus, membuat rencana, mengalokasikan anggaran (untuk pengembangan SDM)," kata Danang.

Sedangkan Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, beberapa negara memiliki kecenderungan mengajak para tenaga ahlinya ikut serta dalam investasi di suatu negara.

Bahkan kata Enny, tenaga kasar untuk pembangunan infrastuktur pun bisa dibawa langsung oleh investor asing.

"Kalau Eropa masih mending. Tapi kalau China sampai tenaga kasar pun diajak. Kan kacau kalau seperti itu," kata dia.


Oleh karena itu, Enny meminta pemerintah cermat melakukan kerjasama dengan negara lain.

Hal yang penting dicermati yakni penggunaan bahan baku dan tenaga kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com