Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Go-Jek: Enggak Mungkin Ada Solusi dalam Satu Hari, Ini Masalah Kompetisi...

Kompas.com - 23/03/2016, 11:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — CEO Go-Jek Nadiem Makarim tak yakin persoalan angkutan konvensional dan angkutan berbasis online selesai dalam waktu sehari.

Ia menilai persoalan ini tak sederhana lantaran berkaitan dengan bisnis.

"Enggak mungkin ada solusi dalam satu hari, ini masalah kompetisi. Kompetisi murni (bisnis)," ujar Nadiem saat berbincang seusai menghadiri rapat di Kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Selasa (22/3/2016) malam.

 

Ia yakin ada pihak-pihak dari kalangan pebisnis yang punya andil merongrong angkutan umum berbasis aplikasi yang saat ini booming.

(Baca :Kesedihan Bos Go-Jek dan Untung Besar Uber)

 

Bahkan, Nadiem mengaku heran mengapa sopir angkutan justru melakukan demonstrasi.

Padahal, tutur dia, ada perbedaan sistem yang mendasar dalam pembagian hasil pendapatan antara angkutan yang ia sebut konvensional dengan angkutan berbasis aplikasi seperti Go-Jek.

Harian Kompas Perbedaan Taksi Reguler dan Taksi Berbasis Aplikasi

"Anda tahu komisi sistem taksi seperti apa? Jadi kira-kira 80 persen pendapatan diambil perusahaan (20 persen ke pengemudi). Kalau di sistem online dibalik. Jadi kalau mau meningkatkan pendapatan para sopir taksi, monggo dikasih dong lebih banyak proporsinya," kata dia.

(Baca: Rhenald Kasali: Blue Bird, Express Perlu Pangkas 50 Persen Armada Taksinya)

 

Sebab, tutur Nadiem, dengan porsi yang 20 persen itu, para sopir akan kehilangan pendapatan apabila order taksi menurun.

"Bayangin kalau pembagiannya 50:50 aja. Enggak perlu dulu ekstrem seperti kami 20:80. Pasti semua happy. Tapi tentunya dari sisi bisnis akan terdampak. Jadi it's business problem," ucap dia.

Meski begitu, ia berharap agar pemerintah bisa mencari jalan keluar atas persoalan ini.

Kompas TV Perbedaan Taksi Reguler dan Taksi Berbasis Aplikasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com