Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Penerimaan Pajak Triwulan I Rendah, Sepanjang Tahun Juga Akan Rendah

Kompas.com - 29/03/2016, 19:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga bulan Februari 2016, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 122,4 trilun.

Angka tersebut setara dengan sembilan persen dari target penerimaan pajak dalam APBN 2016 yang sebesar Rp 1.360 triliun.

Melihat realisasi tersebut, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Akhmad Akbar Susamto pesimistis pencapaian penerimaan pajak di triwulan pertama tahun ini bakal lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Idealnya hingga akhir Maret, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 340 triliun, atau 25 persen dari target. Dengan waktu tinggal beberapa hari, nampaknya berat bagi pemerintah untuk mengejar kekurangan sebesar Rp 217,6 triliun," kata dia di Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Padahal, sambung Akbar, dari data pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar realisasi penerimaan pajak datang pada bulan-bulan awal atau triwulan awal.

Realisasi penerimaan pajak di triwulan-I tahun 2015 mencapai 37,3 persen dari target.

Di triwulan tahun sebelumnya, realisasi penerimaan pajak mencapai 43,7 persen.

Sedangkan pada triwulan-I tahun 2013, realisasi penerimaan pajaknya mencapai 41,5 persen.

Akbar menambahkan, secara tradisi, realisasi penerimaan pajak di triwulan-triwulan berikutnya tidak sebesar di triwulan pertama.

"Pada tahun 2015, realisasi penerimaan pajak triwulan-II cuma nambah 4 persen, triwulan-III nambah 12 persen, dan triwulan-IV nambah 30 persen, tapi tetap lebih rendah (triwulanannya) dari triwulan-I," jelas dia.

Menurut Akbar, realisasi penerimaan pajak pada triwulan-I sangat penting.

Sebab, jika lebih rendah dari tahun lalu, kemungkinan besar realisasi penerimaan pajak tahun ini juga bakal lebih rendah dari tahun lalu.

Penerimaan pajak Indonesia pernah mencetak persentase realisasi cukup tinggi pada 2011, menembus 99,44 persen.

Bahkan pada 2008, realisasi penerimaan pajak mencapai lebih dari 108 persen.

Akan tetapi, setelah tahun 2011 realisasi penerimaan pajak terus menunjukkan tren penurunan, yakni sekitar 96 persen (2012), 93,8 persen (2013), 92 persen (2014), dan 80 persen pada tahun lalu.

"Sekarang ini, kalau kita tidak hati-hati, bisa turun lagi. Kita bisa bertanya-tanya, realisasinya yang bermasalah atau targetnya yang ketinggian? Jangan-jangan ketika menyusun APBN, kita tidak realistis menyusun targetnya," pungkas Akbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com