Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Pertamina: Keterbukaan Penting Agar Kasus Petral Tidak Terulang

Kompas.com - 04/04/2016, 20:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menuturkan, aspek penting yang akan dilakukan manajemen ke depan agar kasus Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) tidak terulang adalah keterbukaan.

"Dan kami juga siap untuk diakses dalam batasan yang kita tidak melanggar hal-hal yang bersifat kerahasiaan," kata Dwi di Jakarta, Senin (4/4/2016).

Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) itu menuturkan, salah satu ukuran keterbukaan dalam proses pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk minyak yang kini dijalankan oleh Integrated Supply Chain (ISC) adalah seberapa besar efisiensi yang dihasilkan.

"Ini menjadi perhatian penting di Pertamina, karena 90 persen dari cost Pertamina itu berada pada proses transaksi ISC. Karenanya ini memang hal yang harus diawasi banyak pihak," tuturnya.

Vice President ISC Daniel Purba menerangkan, ada tiga fase transformasi bisnis yang dilakukan ISC.

Fase pertama transformasi ISC telah menghasilkan penghematan atau efisiensi sebesar 208,1 juta dollar AS, selama periode Maret-Desember 2015.

"Perbedaan utama ISC dari Petral adalah kita bisa memotong mata rantai proses pengadaan maupun penjualan baik minyak mentah, BBM, dan elpiji," ucap Daniel.

Lebih lanjut dia menuturkan, penghematan didapatkan dari memperpendek mata rantai pasokan, meningkatkan pemanfaatan kapal Pertamina, memberikan kesempatan setara kepada semua pemasok terdaftar, implementasi pelelangan yang transparan, serta menurunkan biaya dengan penerapan sistem IT.

(Baca : Likuidasi Petral Group Diambilalih Likuidator Hongkong dan Singapura)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com