Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Hidupkan Pabrik Pengolahan Timah di Bangka Tengah Terkendala Izin DPR

Kompas.com - 16/04/2016, 14:00 WIB
Heru Dahnur

Penulis

Kompas TV Inilah Pulau Pemilu di Indonesia

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Upaya menghidupkan kembali pabrik pengolahan timah, PT Koba Tin, di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bergantung pada keputusan politik.

Pembukaan kembali pabrik yang pernah berjaya selama hampir 30 tahun tersebut, kini tinggal menunggu rekomendasi Komisi VII DPR RI.

“Pemerintah daerah tak bisa langsung membuat perusahaan ini bergerak kembali. Karena ini terkait dengan Wilayah Pertambangan Negara (WPN) yang membutuhkan rekomendasi dari Komisi VII,” kata Ketua DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, usai talkshow bersama Kompas TV News Bangka, Jumat (15/4/2016).

Menurut dia, kepala daerah, baik gubernur maupun bupati, harus getol mendesak DPR RI agar rekomendasi segera keluar. Beberapa waktu sebelumnya, Komisi VII DPR RI sudah berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Namun, belum ada keputusan soal PT Koba Tin.

“Jika kami diamkan, perekonomian daerah tidak akan pernah bangkit. Saat ini justru banyak bermunculan tambang liar di lokasi eks Koba Tin. Ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama,” ujar Didit.

Adapun PT Koba Tin selama hampir 30 tahun beroperasi sempat beberapa kali berganti kepemilikan. Antara lain, dari Australia dan Malaysia. Selama beroperasi PT Koba Tin telah berkontribusi membuka ribuan lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan daerah.

Setelah PT Koba Tin ditutup pada tahun 2014, menyisakan pabrik dan peralatan yang mulai berkarat, serta sejumlah karyawan yang belum dibayar pesangonnya. Dampak lainnya, banyak mahasiswa yang terputus kuliahnya karena tidak ada lagi beasiswa.

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, baik pemprov, pemkab maupun BUMN PT Timah sudah pernah duduk satu meja untuk membahas soal investasi pada PT Koba Tin. Namun karena belum ada rekomendasi, penyertaan modal belum bisa dilakukan.

“Memang ke depan, pembangunan daerah akan bergerak tanpa timah. Namun potensi saat ini juga tak bisa diabaikan. Kandungan timah di wilayah Koba Tin masih besar dan harus dimanfaatkan,” pungkas Didit yang berasal dari Dapil Bangka Tengah ini.

 

 

Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com