Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Penyedia Jasa 'Fogging', Omzet Hingga Rp 15 Juta Per Minggu

Kompas.com - 21/04/2016, 07:43 WIB

KOMPAS.com - Masa pancaroba merupakan masa yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Pasalnya, dalam cuaca yang serba tidak menentu ini, berbagai macam penyakit bisa dengan mudah menyerang. Ditambah, musim pancaroba menjadi masa perkembangbiakan nyamuk.

Yang bahaya, beberapa jenis nyamuk juga menjadi perantara berbagai penyakit mematikan, seperti demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegepty.

Namun, bagi penyedia jasa pembasmi nyamuk, mewabahnya demam berdarah bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Pasalnya, order dipastikan meningkat.

Salah satu pemainnya adalah Ikhsan Musli yang mengusung bendera PT Artha Kirana. Setiap kali musim pancaroba datang, yaitu di awal atau akhir musim penghujan, permintaan untuk pengasapan (fogging) pasti banyak.

"Jika biasanya tidak pasti dalam seminggu ada permintaan, pada musim pancaroba dalam satu minggu minimal ada tiga atau empat permintaan," ujarnya baru-baru ini.

Dari musim pancaroba ini, Ikhsan mengaku bisa mengantongi omzet rata-rata Rp 10 juta-Rp 15 juta per minggu. Tarif yang ditetapkan Artha Kirana untuk areal penyemprotan seluas 500 meter persegi adalah Rp 300.000.

"Tapi jika yang meminta kompleks perumahan atau lingkungan RT, biasanya saya mematok tarif Rp 25.000 per rumah," imbuhnya.

Sebelum melakukan fogging, Ikhsan mengatakan, timnya akan melakukan survei terlebih dulu. Lewat survei itu, timnya bisa menentukan luasan area serta tempat-tempat mana saja yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Kalau ada selokan atau kebun tak terawat yang dipenuhi semak-semak pasti menjadi sasaran kami," terangnya.

Selain jasa fogging, agar bisa memutar omzet, perusahaan milik Ikhsan juga menyediakan jasa anti rayap, pest control, penyedia alat penangkap lalat, serta jasa fumigasi.

"Unit usaha kami berhubungan dengan pembelian bahan-bahan kimia yang tidak bisa dijual bebas. Karena itu kami mendirikan perusahaan resmi," jelasnya.

Pemain lainnya adalah PT Astri Pancanaka Nariswara. Fransiska Haryanti, salah satu tim marketing perusahaan jasa pembasmi serangga yang berbasis di Banguntapan, Bantul, ini mengatakan hal yang senada.

Pada bulan bergantinya musim, omzet perusahaannya naik sekitar empat kali lipat. "Tapi ketika musim kemarau atau ketika tidak banyak nyamuk, bisa benar-benar tak ada permintaan fogging," imbuhnya.

Ia menyatakan, pelanggannya bukan hanya rumah tangga atau perumahan. Tak jarang ada lembaga yang menyewa jasanya. Maklum, berdasarkan data, nyamuk Aedes aegepty aktif pada jam ketika orang beraktivitas atau siang hari.

"Makanya yang sering meminta fogging bukan hanya perumahan. Malah bisa dibilang lebih banyak instansi. Misalnya, ada sekolah internasional yang meminta fogging rutin dua minggu sekali," kata Siska. (Teodosius Domina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com