Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik IKA Unpad, Alumni Lintas Fakultas Desak Mubes Tetapkan Hikmat Kurnia Jadi Ketua

Kompas.com - 23/04/2016, 16:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Komunikasi Alumni Universitas Padjadjaran Lintas Fakultas (FKAUPLF) meminta Musyawarah Besar (Mubes) IX Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unpad mengukuhkan dan menetapkan Hikmat Kurnia sebagai Ketua IKA Unpad periode 2016-2020. Alasannya, Hikmat adalah calon yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan yang berlangsung pada Minggu, 17 April 2016.
 
FKAUPLF juga meminta agar Mubes menyerahkan pembentukan struktur dan manajemen kepengurusan Ika Unpad periode lima tahun ke depan kepada Hikmat Kurnia. Mubes lanjutan dijadwalkan berlangsung kembali pada Sabtu, 23 April 2016 ini.
 
Koordinator FKAUPLF, Amir A Gofur, menilai, pemilihan ketua IKA Unpad yang dilaksanakan pada Minggu (17/4/2016) pekan lalu memperlihatkan contoh demokrasi yang tidak baik karena menghasilkan keputusan yang antiklimaks.

Pasalnya, Mubes tidak menetapkan Hikmat Kurnia sebagai ketua kendati calon nomor urut satu dari Fakultas Ilmu Budaya itu memperoleh suara tertinggi, yaitu 546 suara, mengalahkan dua calon lain, yaitu calon nomor urut dua dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ahmad Dolly Kurnia, dengan 455 suara, dan calon nomor urut tiga dari Fakultas Ekonomi, Yuddy Chrisnandi, yang meraih 530 suara.
 
"Kebijakan pimpinan Mubes menyerahkan kepengurusan IKA Unpad melalui musyawarah antartiga kandidat sangat tidak tepat. Seharusnya, Mubes langsung menetapkan Hikmat Kurnia yang meraih suara terbanyak sebagai ketua terpilih. Kelebihan 59 suara otomatis digugurkan karena panitia sudah menetapkan DPT (daftar pemilih tetap) sebanyak 1.541 orang," ujar Amir dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
 
Amir menyesalkan pencabutan kesepakatan penetapan DPT. Pencabutan kesepakatan merupakan pembajakan terhadap suara alumnus Unpad yang telah memilih. Soal adanya kelebihan 59 suara, dia yakin hal tersebut merupakan kesalahan teknis panitia yang sebelumnya tidak menghitung kertas suara yang telah digunakan dengan cermat.

Adanya kesalahan teknis tersebut menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh tim sukses calon nomor urut 3 untuk menunda penetapan Hikmat Kurnia yang memperoleh suara terbanyak menjadi ketua IKA Unpad. Padahal, saat itu tim sukses Hikmat Kurnia telah juga menawarkan agar kelebihan 59 suara tersebut juga dihitung. Akan tetapi, tim sukses Yuddy Chrisnandi tetap tidak mau dan lebih menawarkan proses musyawarah.
 
"Ini tindakan yang kurang elegan karena memaksakan kehendak politik dengan cara mengulur-ulur waktu mengajak bernegosiasi. Padahal jelas, Hikmat Kurnia telah terpilih dengan perolehan suara terbanyak. Belum tentu juga 59 suara itu milik kandidat nomor 3 atau nomor 2, tetapi bisa jadi milik suara kandidat nomor 1 karena tren suaranya yang sedang meningkat," tutur Amir.  

Mudah diselesaikan

M Iman Aulia HS, Wakil Koordinator FKAUPLF dari Fakultas Ilmu Komunikasi, mengatakan, persoalan yang muncul dalam pemilihan IKA Unpad mudah diselesaikan jika Mubes bertindak tegas dan mengambil insitatif dalam penyelesaian masalah.

Apakah menganulir sisa kartu suara atau tetap menambahkan sisa suara menjadi perolehan masing-masing kandidat. Mubes melakukan blunder dengan menggantungkan permasalahan dengan menyerahkan penyelesaian kepada tiga kandidat dan ini terkesan berbau politik.
 
Rizky Adiwilaga, dari Fakultas Hukum, juga sependapat dan menyarankan pertemuan Mubes harus menjadi forum untuk mengukuhkan kemenangan Hikmat Kurnia. Sebab, secara hukum, hasil perolehan suara sudah sah untuk melantik Hikmat Kurnia.

"Jadi, Mubes nanti jangan lagi ada musyawarah, tetapi langsung menetapkan bahwa Hikmat Kurnia sebagai pemenang perolehan suara menjadi Ketua Umum IKA Unpad 2016-2020," ujarnya.
 
Lili Hermawan, mantan Ketua Himpunan Ilmu Penerangan Fikom Unpad, mengatakan, sejauh pengetahuannya, Yuddy termasuk tokoh muda yang sangat  demokratis. Maka, dia yakin kekisruhan proses pemilihan ketua umum IKA Unpad tidak akan memengaruhi sikapnya yang menjunjung tinggi proses pemilihan yang telah berlangsung demokratis.

"Pada akhirnya, saya yakin Yuddy akan legowo menerima hasil pemilihan. Apalagi, dia sekarang berada dalam pemerintahan, yang harus memperlihatkan hormat dan tunduk terhadap proses demokrasi," katanya.

Menurut Lili, terlepas dari adanya selisih suara saat penghitungan suara, adanya wacana ketua umum IKA Unpad bergiliran dalam satu periode sangat tidak realistis. "Jangan terlalu mengejar jabatan, masih banyak ladang pengabdian lain apabila Yuddy benar-benar peduli pada perkembangan kampus, khususnya Unpad," kata mahasiswa angkatan 1990 tersebut.

Kompas TV BEM UI Demo Tolak Reklamasi Pantai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com