Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Proyek Kereta Cepat Dianggap Tak Masuk Akal

Kompas.com - 28/04/2016, 12:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan ekonom kembali mempertanyakan kelayakan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono menganggap proyek pembangunan kereta cepat tidak masuk akal.

"Menurut hemat saya, proyek kereta cepat ini tidak masuk akal," kata Tony dalam diskusi di Bank Indonesia (BI), Kamis (28/4/2016).

Tony menjelaskan, di dalam ekonomi ada istilah economics of scale yang terkait erat dengan efisiensi. Menurut Tony, proyek kereta cepat akan efisien apabila dibangun dengan jarak yang panjang. Sementara itu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang sekitar 140 kilometer.

Menurut Tony, jarak yang hanya sekira 140 kilometer ini masih terlampau pendek dibandingkan negara-negara lain yang telah berhasil membangun dan mengoperasikan kereta cepat.

"Saya sudah mencari-cari, ada atau tidak kereta cepat yang berhasil dengan panjang 140 kilometer. Dicari ke mana-mana tidak ketemu," ungkap Tony.

Adapun negara-negara yang sukses mengoperasikan kereta cepat umumnya memiliki jalur yang panjang. China membangun kereta cepat dengan panjang ribuan kilometer.

"Di Teheran (Iran) 400 kilometer, Thailand akan membangun 900 kilometer dari utara ke selatan, yang 140 kilometer tidak ada. Jepang membangun dari Tokyo ke Osaka 400 kilometer," papar Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com