Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turbulensi Hebat Terpa Dua Pesawat, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Langit Indonesia?

Kompas.com - 09/05/2016, 16:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para penumpang pesawat Etihad Airways EY -474 rute Abu Dhabi-Jakarta mengalami luka-luka akibat guncangan hebat pesawat saat melintas di wilayah udara sekitar Sumatera bagian selatan pada Rabu (4/5/2016) siang.

Berselang dua hari, turbulensi parah kembali terjadi. Kali ini menimpa pesawat Hong Kong Airlines CRX-6704/ HX-6704 pada Sabtu (7/5/2016) dini hari di wilayah udara sekitar Kalimantan.

Dua kejadian yang tidak berselang lama itu memunculkan pertanyaan, apa yang sedang terjadi di langit Indonesia?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, langit Indonesia sedang ditumbuhi awan vertikal yang bisa menimbulkan turbulensi pesawat.

"Banyak pertumbuhan awan vertikal cumulus (Cu), cumulonimbus (Cb)," kata Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG Syamsul Huda kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (9/5/2016).

Menurut Syamsul, pertumbuhan awan Cu dan Cb tidak hanya terjadi di wilayah Sumatera atau Kalimantan, tetapi juga terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini biasanya terjadi selama periode pancaroba atau peralihan musim.

Dalam masa peralihan, suhu cuaca bisa sangat mencolok antara siang dan malam.

Akibatnya, potensi turbulensi pesawat pun kian besar.

"Turbulensi bisa ringan, sedang, atau kuat tergantung dari intensitas gerakan vertikal dan kecepatan pesawat," ujar Syamsul.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri menyatakan bahwa pihaknya siap mengeluarkan notam atau peringatan serta surat edaran keselamatan penerbangan atau Air Safety Circular untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa.

Kompas TV Belum Ada Alat Yang Bisa Deteksi Turbulensi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com