Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I 2016, Harga Rumah Kecil Merangkak Naik

Kompas.com - 12/05/2016, 21:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melalui Survei Harga Properti Residensial (SHPR) melaporkan adanya pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer pada kuartal I 2016.

Ini terlihat dari peningkatan Indeks Harga Properti Residensial.

Pada kuartal I 2016, Indeks Harga Properti Residensial tumbuh 0,99 persen.

Ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV 2015 yang tercatat 0,73 persen.

"Peningkatan pertumbuhan harga rumah terutama terjadi pada rumah tipe kecil, yakni 1,27 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter, qtq)," tulis BI dalam laporannya, Kamis (12/5/2016).

Untuk kuartal II 2016, hasil survei memperkirakan harga properti residensial akan tumbuh 0,36 persen (qtq).

Ini lebih rendah daripada pertumbuhan pada kuartal I 2016.

Di tengah meningkatnya pertumbuhan harga rumah, volume penjualan properti residensial masih menunjukkan perlambatan.

Volume penjualan pada kuartal I 2016 tumbuh 1,51 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan 6,02 persen (qtq) pada kuartal IV 2015 dan 26,62 persen (qtq) pada periode yang sama tahun lalu.

"Secara kuartalan, perlambatan penjualan tersebut terjadi pada semua tipe rumah terutama rumah tipe kecil. Perkembangan ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR)," ujar bank sentral.

Hasil survei juga menunjukkan pembiayaan pembangunan properti residensial masih bersumber dari dana internal pengembang.

Sebagian besar pengembang, yakni 57,29 persen menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya.

Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi pembiayaan perbankan (KPR).

Sebanyak 77,82 persen responden masih memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial, khususnya pada rumah tipe kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com