JAKARTA, KOMPAS.com - Total belanja iklan televisi (TV) dan media cetak mencapai kenaikan 24 persen di kuartal I 2016, atau tertinggi dalam dua tahun terakhir. Demikian data Nielsen Advertising Information Services.
Informasi belanja iklan Nielsen dikumpulkan dari data Advertising Information Services yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia.
Data ini diambil dari 15 stasiun TV, 99 surat kabar, 123 majalah dan tabloid. Semua angka didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, promo, dan sebagainya.
Kenaikan iklan TV dan media cetak menunjukkan penguatan optimisme pasar. "Setelah sempat melemah sejak semester II 2014, optimisme pasar sekarang sudah kembali menguat," ujar Hellen Katherina, Direktur Media, Nielsen Indonesia, Selasa (17/5/2016).
"Tanda pemulihan sudah terlihat di kuartal II 2015, dan saat ini angka pertumbuhannya sudah kembali seperti sedia kala," lanjut dia.
"Iklan di media cetak tetap stabil walaupun ada saturasi industri yang menyebabkan jumlah media cetak berkurang," lanjut dia.
Data Nielsen menyebutkan, pada 2012 jumlah koran ada 102 media yang tercakup dalam perhitungan mereka, sementara di kuartal I 2016 tinggal 99 koran.
Jumlah majalah yang beredar juga mengalami penyusutan, yakni dari 162 majalah di 2012 menjadi 123 majalah di kuartal I 2016 yang masuk hitungan.
Dari sisi kategori produk yang beriklan di TV dan media cetak, terdapat 10 produk dengan belanja iklan tertinggi sepanjang kuartal I 2016.
Kategori produk dengan iklan tertinggi yakni antara lain rokok kretek, pemerintahan dan organisasi politik, produk perawatan rambut, kopi dan teh, makanan dan mi instan, perawatan wajah, makanan ringan, susu pertumbuhan dan susu lanjutan, peralatan komunikasi dan jasa komunikasi, deterjen dan softener.