Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kenapa Ladang Gas Natuna Belum Bisa Digarap

Kompas.com - 24/05/2016, 15:21 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini Indonesia masih memiliki ladang gas yang lebih besar daripada Blok Masela, yaitu Blok Natuna yang  terletak di lepas pantai Pulau Natuna, sebelah utara Pulau Kalimantan.

Cadangan gas Blok Natuna mencapai 46 triliun kaki kubik (tcf), lebih besar dibandingkan cadangan Blok Masela yang sebesar 10,7 triliun kaki kubik (tcf).

Sayangnya sampai saat ini Blok Natuna belum bisa digarap dan dikembangkan karena memiliki kandungan karbondioksida (CO2) yang sangat tinggi sampai 70 persen.

"Problem terbesar Blok Natuna adalah kandungan CO2-nya 70 persen, belum ada cara yang pas untuk memisahkan, menampung, dan mencegah CO2 tersebut," ujar Presiden Direktur General Electric Oil and Gas Indonesia, Iwan Chandra, dalam diskusi di Sentra Senayan II, Jakarta, Selasa (24/5/2016).

"Memang sudah ada teknologi untuk memisahkan CO2 dari gas alam. Tapi untuk memisahkan CO2 sebesar di Blok Natuna, butuh biaya yang mahal sekali sehingga produksi gas menjadi tidak ekonomis," tambah Iwan.

Iwan menyebut, satu-satunya cara untuk mencegah pencemaran lingkungan adalah dengan memasukkan kembali CO2 ke dalam bumi.

Tetapi tentu butuh sumur yang besar sekali untuk menampung CO2 Blok Natuna.

"Ada teknologi pemisahan CO2 dari gas, tapi itu pun mahal. Jadi keekonomian untuk CO2 sebesar itu belum bisa. Satu-satunya cara CO2-nya dipisahkan dan dimasukan lagi ke bumi. Artinya butuh sumur yang bisa menampung CO2 itu," papar Iwan.

GE sendiri sebenarnya punya teknologi untuk mengolah CO2 yang keluar besama gas.

Tetapi turbin untuk membakar CO2 yang dimiliki GE belum mampu mengolah kandungan CO2 sebesar di Blok Natuna. 

Maka, masih harus dicari teknologi baru agar gas dari Natuna bisa diproduksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com