Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui KUR, Perbankan Ikut Kembangkan Potensi Pariwisata di NTT

Kompas.com - 31/05/2016, 07:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) Igor Sinaga mengatakan, perbankan bisa turut serta membantu pengembangan potensi wisata melalui penyaluran kredit termasuk kredit usaha rakyat (KUR).

Menurut Tigor, proporsi pendapatan daerah dari sektor wisata masih di bawah 1 persen dari total PDRB NTT sebesar Rp 76,14 Triliun.

Padahal, NTT memiliki potensi wisata yang sangat besar. Diantaranya, wisata di Flores, Labuan Bajo dan Pulau Komodo.

"Demikian juga demikian potensi wisata kuliner dan kerajinan seperti tenun juga cukup besar," kata Tigor saat berbicara dalam diskusi media yang diselenggarakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengurus Daerah NTT, bersama Bank Mandiri, Senin (30/5/2016).

Menurut Tigor, Bank Mandiri NTT juga menghimbau agar masyarakat dapat memanfaatkan KUR untuk mengembangkan usahanya. Hal ini mengingat bunga KUR yang disalurkan bank sudah turun.

Salah satu bank penyalur KUR di NTT adalah Bank Mandiri. Target penyaluran KUR Bank Mandiri di NTT mencapai Rp 80 miliar.

Bunga KUR di Bank Mandiri saat ini sudah mencapai single digit, yakni 9 persen per tahun. Bunga yang tergolong rendah ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing usaha masyarakat.

Bank Mandiri

Secara nasional, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk hingga akhir April 2016 telah menyalurkan Rp 5,8 triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau 44,61 persen dari target.

Bank Mandiri sendiri menargetkan penyaluran KUR hingga akhir tahun 2016 dapat mencapai Rp 13 triliun. Dari total kredit tersebut sekitar Rp 10 triliun ditujukan untuk usaha mikro. 

Bank Mandiri optimistis dengan penyaluran KUR tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan. Hal ini dibuktikan dari 540 ribu debitur, sekitar 300 ribu nasabah KUR telah naik kelas.

Untuk mencapai target penyaluran KUR tersebut, salah satu strategi yang dilakukan Bank Mandiri adalah memperbanyak kantor cabang pembantu dan kantor cabang mikro.

Pada tahun 2016, Bank Mandiri menargetkan bisa menambah jumlah kantor cabang mikro dan kantor cabang pembantu di semua daerah di Tanah Air hingga 400-an kantor.

Dari jumlah tersebut, untuk kantor cabang pembantu ditargetkan sebanyak 300 unit, sedangkan kantor cabang mikro sebanyak 100 unit.

Selain itu, Bank Mandiri juga berupaya menjangkau masyarakat lebih luas melalui program laku pandai. Saat ini Bank Mandiri telah memiliki agen layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) sebanyak 17.000 agen yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.

Kompas TV Bunga KUR Resmi Turun Menjadi 9%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com