Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai Mei 2016, Realisasi Pendapatan Negara Hanya 27,2 Persen

Kompas.com - 10/06/2016, 20:07 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan memaparkan hasil realisasi pendapatan negara dan hibah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016.

Pemaparan itu disampaikan oleh Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Kementerian Keuangan Luky Alfiansyah di Kantor Direktorat Jendral Pajak (DJP), Jakarta.

Luky memaparkan hingga akhir bulan Mei 2016, realisasi pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 496,6 triliun atau sebesar 27,2 persen dari target APBN tahun 2016 sebesar Rp 1.822,5 triliun.

Sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp 685,8 triliun atau sebesar 32,7 persen dari pagu APBN tahun 2016 sebesar Rp 2.095,7 triliun.

"Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara tersebut, realisasi defisit APBN mencapai sebesar Rp 189,1 Triliun atau 1,49 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto)," kata Luky, di Kantor DJP, Jumat (10/6/2016).

Lanjut Luky, realisasi pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan sampai dengan bulan Mei 2016 mencapai sekitar Rp 406,9 triliun.

Pencapaian itu sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang mencapai sekitar Rp 435,3 triliun.

Namun, katanya khusus penerimaan perpajakan pada bulan Mei 2016 mencapai sebesar Rp 86,4 Triliun, lebih besar dibanding bulan Mei 2015 yang mencapai sebesar Rp 80,7 Triliun.

"Penerimaan perpajakan bulan Mei 2016 yang menunjukkan pertumbuhan positif ini mengindikasikan kondisi makro ekonomi yang didukung oleh peningkatan belanja Pemerintah semakin positif," ucap Luky.

Dalam hal ini, Luky berharap pada bulan Juni sampai Desember penerimaan perpajakan akan semakin meningkat sehingga pencapaian target Pendapatan Negara itu bisa terlaksana.

Kemudian untuk realisasi pendapatan Negara yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan bulan Mei telah mencapai sebesar Rp 89,1 triliun.

Jumlah itu Lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang mencapai sebesar Rp 98,1 Triliun.

"Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas, meskipun terdapat peningkatan penerimaan dari PNBP Iainnya dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)," tutur Luky.

Sementara itu, untuk belanja negara sampai akhir bulan Mei mencapai Rp 357,4 triliun.

Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan periode yang tahun 2015 sebesar Rp 330,2 triliun.

Belanja negara itu meliputi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 179,6 triliun dan Belanja non (K/L) sebesar Rp 177,8 triliun.

Luky juga menyampaikan belanja negara untuk tranfer ke daerah dan dana desa Rp 328,4 triliun.

Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan periode Januari-Mei tahun lalu sebesar Rp 274,7 triliun.

"Peningkatan ini bertujuan untuk mendorong pembangunan infrastruktur di daerah," pungkas Luky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com