Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya di Daerah Terpencil, di Jakarta Ada Ribuan Agen Laku Pandai

Kompas.com - 15/06/2016, 17:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan keuangan tanpa kantor atau laku pandai merupakan sebuah solusi untuk memudahkan masyarakag menjangkau layanan perbankan dan keuangan.

Tanpa harus ke kantor cabang bank, masyarakat dapat bertransaksi dengan agen yang lokasinya dekat dengan mereka.

Agen tersebut merupakan perpanjangan tangan perbankan dalam menyediakan layanan perbankan dasar, seperti setor dan tarik tunai, hingga membayar tagihan.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) merupakan salah satu bank penyedia layanan laku pandai bernama BTPN Wow yang jumlahnya kini mencapai 32.000 agen.

Head of Marketing BTPN Wow Luhur Budhijarso mengatakan, saat ini agen-agen BTPN Wow sudah tersebar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatra. Akan tetapi, agen-agen BTPN Wow pun juga ada yang beroperasi di ibukota Jakarta.

"Di Jakarta sendiri ada 8.000 agen BTPN Wow. Awalnya memang ini mengejutkan, karena Jakarta adalah ibukota dan layanan perbankan sangat lengkap dan menyebar," kata Luhur di Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Luhur mengatakan, fakta adanya ribuan agen BTPN Wow di Jakarta pun sempat mengejutkan regulator.

Namun, setelah dipelajari, ternyata masih banyak masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah, merasa enggan untuk pergi ke kantor-kantor cabang perbankan.

Mereka merasa, menabung di bank harus dalam jumlah yang besar, sementara mereka hanya punya sedikit uang. Sebaliknya, dengan agen laku pandai, masyarakat tidak diberi batas minimum setoran.

Selain itu, untuk pergi ke kantor cabang bank seringkali harus dilalui dengan menumpang angkutan umum. Artinya, ada ongkos untuk pergi dan pulang dari kantor cabang bank.

"Ada satu contoh agen kami di kawasan Petojo Binatu. Salah satu nasabahnya adalah tukang sampah, jadi dia hampir setiap hari menabung atau bertransaksi di agen BTPN Wow yang memang dekat dari tempat kerjanya," ungkap Luhur.

Kompas TV Jualan Kopi Sambil Jadi Agen Bank Swasta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com