Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarana Publik Belum Ramah bagi Kaum Disabilitas

Kompas.com - 30/06/2016, 15:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Koordinator Satuan Tugas (Satgas) Komnas Perlindungan Anak Ilma Sovri Yanti menyatakan, sebagian besar sarana dan fasilitas transportasi publik yang ada di Indonesia belum ramah bagi para penyandang disabilitas.

Padahal, sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 yang baru saja disahkan, para penyandang disabilitas memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh negara.

Terkait dengan kegiatan mudik menyambut hari raya Idul Fitri, kaum disabilitas pun pasti banyak yang ingin pulang ke kampung halaman.

Namun, keinginan mereka itu kerap terpaksa diurungkan lantaran banyak hambatan yang ada di lingkungan sekitar yang menyulitkan mereka untuk mobilisasi.

“Terkait dengan isu mudik adalah bagaimana mereka diberikan hak pelayanan publik, memperoleh akomodasi yang layak, bermartabat, dan tidak ada diskriminasi, disediakan pendamping, penerjemah, serta fasilitas yang mudah diakses tanpa tambahan biaya,” ujar Ilma di Jakarta, Kamis (30/6/2016).

Ilma menyatakan, kaum disabilitas seringkali dirugikan, baik dalam hal stigma maupun proses pelayanan fisik.

Tidak jarang mereka harus mengeluarkan biaya tambahan dan bahkan memperoleh diskriminasi hingga penolakan pelayanan.

Menurut Ilma, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerjasama dalam menyediakan layanan publik untuk kaum disabilitas.

Keduanya, lanjut dia, wajib menyediakan layanan yang mudah diakses penyandang disabilitas, termasuk dalam hal transportasi.

“Sebelum ada undang-undang ini, hak-hak kaum disabilitas merupakan tanggung jawab Kementerian Sosial. Akan tetapi, setelah ada undang-undang ini, ada 19 institusi yang wajib terlibat dalam pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” ungkap Ilya.

Pada kesempatan yang sama, Farid Arifandi dari Tim Reaksi Cepat Kementerian Sosial RI menjelaskan, dengan masifnya pembangunan infrastruktur yang terjadi saat ini, sudah saatnya kaum disabilitas dipikirkan hak-haknya dalam pembangunan fasilitas publik.

Menurut Farid, pembangunan seharusnya bersifat universal, di mana kaum disabilitas juga masuk di dalamnya.

“Konsep pembangunan terkait kaum disabilitas itu universal, artinya bisa digunakan oleh semua orang. Misalnya membangun jalan landai itu bukan hanya untuk kaum disabilitas, tapi juga untuk mereka yang sakit agar dapat mudah dimobilisasi. Atau ketika membuat titian, itu dapat digunakan untuk anak-anak,” jelas Farid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com