Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik, Silakan Buang Jauh-jauh Persepsi Macam Ini!

Kompas.com - 04/07/2016, 21:52 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

KOMPAS.com - Mudik sudah menjadi bagian tumbuh dan berkembangnya masyarakat Indonesia dalam beberapa dekade ke belakang. Untuk pulang ke kampung halaman, bertemu orang tua, sanak keluarga, apa pun dilakukan. Warga masyarakat  rela berdesakan di dalam bus, hingga nekat naik sepeda motor. Semua dilakukan demi pulang kampung.

Namun, persepsi soal mudik setiap orang bisa berbeda. Menariknya, andai boleh dibilang seperti itu, masih ada orang yang punya persepsi "kalau enggak macet, bukan mudik", "naik pesawat, enggak berasa mudik", atau "macet itu seninya mudik".

Tanpa disadari, lantaran persepsi-persepsi itu masyarakat justru terbiasa, mendekatkan diri dengan kemacetan, bukan menghindarinya. Bahkan, mereka justru berkontribusi terhadap kemacetan itu sendiri.

Tengok saja kenyataan bahwa masyarakat berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik. Ini yang justru menambah volume kendaraan di jalan.

Hasrat memilih kendaraan pribadi untuk pulang kampung jadi kian membara. Di sisi lain, penggunaan transportasi umum mulai terabaikan.

Lalu, kebanggaan juga menjadi faktor besar alasan seseorang membawa kendaran pribadi, mobil bahkan motor, ke kampung halamannya. Kendaraan pribadi selalu jadi ukuran kesuksesan sesorang di kota. Terkadang, membawa kendaraan pribadi ke kampung jadi ajang unjuk kesuksesan.

Pada sisi lain, pemerintah hingga operator angkatan umum pun layak dikritik. Misalnya, menyangkut soal faktor kelaikan, kenyamanan, dan keterjangkauan harga tiket perjalanan.

Sudah bukan cerita baru kalau bus-bus tidak laik tetap dipaksakan operasi saat Lebaran. Pun, harga tiket kereta dan pesawat dipatok selangit. 

Faktanya, kemudian, masyakarat menghadapi pilihan sulit. Belum lagi, minimnya transportasi di sejumlah daerah. Kompleks sudah masalah angkutan umum di Indonesia.

Kembali ke soal macet. Bagi siapa pun yang hidup kota besar, kemacetan sudah menjadi santapan sehari-hari. Tapi yang perlu diingat, persepsi soal mudik dan kemacetan tadi, justru mengakumulasi kemacetan itu sendiri.

KOMPAS.com/M WISMABRATA Kemacetan lalu lintas terjadi di pertigaan Ngasem, Kartasura, Jawa Tengah, Minggu (3/7/2016).~~

Heran

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sendiri sempat heran dan tidak habis pikir masih ada persepsi "kalau enggak macet, bukan mudik". Persepsi itu bukan karangan semata.

Saat membuka suatu acara diskusi di Jakarta pekan lalu, Jonan sempat bertanya kepada seorang bapak, "Bapak mudik naik apa pak?"

Bapak itu menjawab, "Mobil pribadi ke Jogja Pak."

Jonan lantas bertanya, mengapa harus menggunakan mobil pribadi padahal transportasi umum ke Yogyakarta sudah relatif baik. Bisa naik bus, kereta, atau pesawat. "Pak Menteri, namanya mudik ya harus pakai kendaraan sendiri. Itu seninya di situ. Saya itu pernah mudik naik pesawat itu kok enggak kerasa mudik. Baru duduk, sudah sampai," kata bapak tersebut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com