Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Akan Mencapai Rekor Tertinggi dalam 18 Bulan

Kompas.com - 05/07/2016, 17:25 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Harga emas diperkirakan akan mencapai harga tertinggi dalam 18 bulan mendatang akibat yield rendah hingga negatif obligasi global, menurut fund manager di Senin. Kenaikan harga emas menjadikan nilai komoditas safe haven meningkat. 

Walaupun kini ada ongkos untuk memilikinya, emas tetap menarik di saat iklim perekonomian yang belum menentu yakni saat kepercayaan untuk perekonomian menurun, demikian juga pada tataran kebijakan yang didemonstrasikan dengan Brexit dimana rakyat Inggris memilih keluar dari Uni Eropa dalam sebuah referendum bersejarah pada 23 Juni 2016. 

Managing Director dan Chief Investment Officer di Swiss Asia Capital di Singapura, Juerg Kiener, mengatakan terus menurunnnya yield obligasi juga menyebabkan instrumen fixed income juga kurang bersinar. 

"Hilangnya kepercayaan membuat orang memilih cara lain untuk berinvestasi di saat kontrol pemerintah di semua pasar pendapatan tetap negatif. Setidaknya (dalam emas), tidak ada yield negatif, sebab tidak ada suplai baru dan produksinya terus menurun," kata dia. 

Yield obligasi keuangan AS untuk acuan 10 tahun terendah dalam 1,44 persen sementara yield dalam 30 tahun terakhir juga terendah di 2,23 persen. 

Sementara harga spot emas di level 1.350 dollr AS per ounce di Senin pagi di Asia. Harga ini 27 persen lebih tinggi secara tahunan. 

Harga metal tertinggi mencapai 1.900 dollar AS per ounce di Agustus 2011. 

Saat ini, jika menyimpan emas maka ongkosnya bisa membuat yield investor jadi nol. Tapi, yield kosong mash lebih baik ketimbang yield negatif, tambah Kiener. Sayangnya, di enggan menyeutkan estimasi harga emas. 

"isu terpenting yakni Anda tidak bisa mencetak emas. SSaat ini produksi emas turun, stok turun, dan lingkaran permintaan naik," lanjut dia. 

Kompas TV Harga Emas Tinggi, Apa yang Dilakukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com