Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Realisasi PNBP Kementerian Kelautan dan Perikanan Jauh dari Target

Kompas.com - 14/07/2016, 13:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah fraksi dalam rapat Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis (14/7/2016) menyayangkan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah komando Susi Pudjiastuti. Salah satu penyebabnya, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) KKP pada semester-I 2016 jauh dari target.

Sejumlah anggota DPR juga berkomentar bahwa kebijakan Susi selama ini, seperti penenggelaman kapal pencuri ikan hanyalah pencitraan. Demolisi kapal pencuri ikan dinilai justru mengotori laut, sehingga turut membuat seret industri parwisata utamanya wisata bahari. "Kalau dilihat realisasi PNBP KKP tahun 2015 hanya 13,39 persen dari target yang sebesar Rp 578,79 miliar. Rendah sekali. Malah target PNBP 2016 dipatok Rp 693 miliar. Dan realisasi semester-I baru 24,32 persen. Ini bukan hanya tidak mencapai target, tapi salah target," ujar pimpinan rapat Badan Anggaran Jazilul Fawaid.

Anggota Badan Anggaran lain,  Willgo Zainar mengatakan, kebijakan yang diambil Susi untuk jangka panjang memang sangat baik. Akan tetapi harus dipikirkan pula tujuan jangka pendek, termasuk kesejahteraan nelayan.

Wilgo bahkan mengatakan, banyak informasi menyebutkan banyak nelayan tradisional sudah beralih mata-pencaharian akibat kebijakan Susi.

Sementara itu, terkait realisasi PNBP KKP semester-I 2016, Willgo menilai usaha KKP kurang optimal. "Dari realisasi ini pertanyaannya apakah targetnya yang tidak realistis, atau effort-nya yang low battery?" kata Willgo.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Primus Yustisio juga memberikan catatan realisasi PNBP dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Primus juga mengatakan, anggaran besar untuk KKP tahun 2015 dan 2016 tidak memberikan hasil yang memuaskan, khususnya dari indikator realisasi PNBP. "Pemerintah baru (Susi), jangankan mencapai target. Menyamai 2012,2013, 2014 saja tidak," kata Primus.

Target PNBP KKP 2012 dipatok sebesar Rp 150 miliar, dengan realisasi mencapai Rp 215,48 miliar (143,66 persen). Sementara itu, PNBP KKP 2013 dan 2014 masing-masing Rp 250 miliar, dengan realisasi mencapai Rp 227,56 miliar (91,02 persen) untuk tahun 2013 dan mencapai Rp 214,44 miliar (85,78 persen) untuk tahun 2014.

Dalam kesempatan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Zulfikar M Mochtar mengatakan, memang realisasi PNBP 2015 hanya Rp 77,47 miliar atau sebesar 13,39 dari target sebesar Rp 578,79 miliar. "Tahun 2015 itu terjadi penurunan drastis, akibat moratorium perizinan kapal. Moratorium ini dilakukan karena terjadinya IUU fishing," ungkap Zulfikar.

Akan tetapi, lanjutnya, realisasi PNBP KKP sudah naik tahun ini. Hingga 30Juni 2016, realisasi PNBP KKP sudah mencapai Rp 168,55 miliar atau sebesar 24,32 persen dari target sebesar Rp 693 miliar. "Sampai Juni 2016 realisasinya sudah naik dua kali lipat dari realisasi setahun 2015," pungkas Zulfikar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Whats New
Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Whats New
Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Whats New
Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Work Smart
IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Earn Smart
'Face Recognition' Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

"Face Recognition" Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

Work Smart
Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Whats New
'Startup' Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

"Startup" Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

Work Smart
[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Gelar Jakarta International Marathon 2024, BTN Siapkan Total Hadiah Rp 3 Miliar

Gelar Jakarta International Marathon 2024, BTN Siapkan Total Hadiah Rp 3 Miliar

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BNI secara Online dan Offline

Cara Cetak Rekening Koran BNI secara Online dan Offline

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com