Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika IHSG Terjadi Koreksi Wajar, Akumulasikan Sepuluh Saham Ini

Kompas.com - 14/07/2016, 14:01 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu melanjutkan pola penguatan dan belum menunjukan adanya peluang penurunan.

Namun demikian, analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, pada setiap tren kenaikan, pasti akan ada peluang IHSG untuk terkoreksi.

"Pada setiap perjalanan naik yang panjang akan terdapat peluang koreksi sehat yang bisa dimanfaatkan investor untuk mengakumulasi pembelian dengan tujuan investasi jangka menengah dan panjang," papar William dalam risetnya, Kamis (14/7/2016).

William memprediksikan, IHSG tetap berpeluang melanjutkan tren penguatan yang tercermin dari stabilitas perekonomian domestik dan masifnya arus capital inflow ke bursa saham dalam negeri.

"Saat ini support IHSG di level 5.045 masih cukup kuat untuk bertahan, sedangkan target resisten terdekat berada pada posisi 5.154. Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatan," pungkasnya.

Jika IHSG terjadi koreksi wajar, investor diminta untuk merespons sepuluh saham berkut ini untuk diakumulasi.

1. Saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

2. Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)

3. Saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)

4. Saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF)

5. Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL)

6. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

7. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

8. Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

9. Saham PT Wika Beton Tbk (WTON)

10. Saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

Kompas TV IHSG Sentuh 5.000, Dirut BEI Jalan Kaki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com