Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada, Daya Tarik Sektor Perikanan Laut di Indonesia

Kompas.com - 29/07/2016, 14:57 WIB



KOMPAS.com - Selain masih mengandung banyak potensi  untuk dieksplorasi, sektor perikanan laut di Indonesia menciptakan peluang untuk dimaksimalisasikan. Dalam catatan Organisasi Pangan Dunia (FAO), melalui lamannya FAO.org,  sektor perikanan menjadi penopang pemenuhan nutrisi tiga miliar manusia di dunia lantaran 20 persen asupan protein hewani berasal dari ikan.

Kemudian, mengerucut ke Indonesia, data FAO Report bertajuk The State of World Fisheries and Aquaculture 2014 menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia sekaligus menguasai lautan luas yang kaya ikan. Karena itulah, Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar budidaya perikanan laut di dunia.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada kuartal III 2015, sektor perikanan Indonesia tumbuh 8,37 persen per tahun. Pada kuartal sama, angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.

Kemudian, pada Oktober setahun silam, ekspor Indonesia dari hasil perikanan tercatat sebesar  244,6 juta dollar AS.  Sedangkan, impor hanya mencapai 12,5 juta dollar AS. Maka dari itulah, terjadi  surplus perdagangan sebesar 232,04 juta dollar AS.

Produktivitas

Selanjutnya, catatan dari organisasi nirlaba yang bergerak di Indonesia di bidang pemberdayaan berbasis sosial-kewirausahaan bagi perempuan pesisir dan pemberdayaan berkelanjutan, Sahabat Pulau, menyadari bahwa sebagian besar nelayan di Indonesia masih menggunakan teknik tradisional serta peralatan kurang efisien. Maka itulah, peningkatan produktivitas perikanan laut di Indonesia merupakan upaya peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia.

Sebagai terobosan, kata pendiri sekaligus penasihat Sahabat Pulau, Hendriyadi Bahtiar, pihaknya mengembangkan Juku Tech yang menerapkan teknologi peningkatan produktivitas perikanan. Pengembangan ini menggunakan basis mikrokontroler. Tujuannya meningkatkan jumlah tangkapan ikan nelayan. Dari sinilah bakal dibuktikan bahwa maih ada daya tarik sektor perikanan laut di Indonesia.

Pada praktiknya, modul mikrokontroler Intel dan baterai ditempatkan di rumpon. Kemudian, piranti ini akan mengumpulkan informasi ketersediaan ikan di sekitar rumpon. Piranti akan mengirimkan informasi ke komputer server. Lalu, informasi diteruskan ke nelayan melalui layanan pesan singkat (SMS).  "Setelah menerima informasi, para nelayan akan pergi ke rumpon dan kemudian menangkap ikan," kata Hendri.

Hendri melanjutkan, prototipe Juku Tech akan diujicobakan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dalam waktu dekat. "Kami telah menerima respon yang baik dari pemerintah daerah dan nelayan setempat di Kabupaten Jeneponto," kata Hendri.

Apresiasi datang dari Harry K. Nugraha, Country Manager Intel Indonesia. Intel, katanya, terinspirasi oleh teknologi yang dapat menjadi dasar untuk melakukan perubahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com