Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampak Negatif Penurunan Tarif PPh Badan

Kompas.com - 11/08/2016, 20:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Darussalam mengatakan, pemerintah perlu betul-betul mempertimbangkan rencana penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) badan, dari saat ini di level 25 persen menjadi 17 persen.

Menurut Darussalam, penurunan tarif PPh badan jelas langsung berpengaruh terhadap penurunan penerimaan perpajakan.

Namun, Darussalam tidak menyebutkan berapa potential loss jika tarif PPh badan diturunkan dari 25 persen menjadi 17 persen.

"Yang jelas ketergantungan penerimaan negara dari PPh badan sangat besar. Ini berbanding terbalik dengan negara-negara maju yang lebih mengandalkan PPh orang pribadi (OP)," kata Darussalam ditemui usai diskusi bertajuk "Tax Amnesty dan Upaya Mendorong Pertumbuhan Ekonomi", di Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Darussalam menyadari, rencana pemerintah untuk penurunan PPh badan tersebut barangkali merupakan antisipasi terjadinya capital outflow dana-dana repatriasi setelah berakhirnya holding period tiga tahun.

Di sisi lain, memang kecenderungan negara-negara di dunia saat ini adalah mengurangi atau menurunkan tarif pajak.

Kendati begitu, Darussalam mengatakan, jika alasan tersebut benar, sebetulnya pemerintah tidak perlu terburu-buru menyasar penurunan tarif pajak.

"Masih banyak instrumen lain, seperti yang disampaikan OJK, produk yang lebih beragam, sistem investasi, dan kepastian hukum," kata Darussalam.

"Memang pajak yang paling gampang diubah dan diatur. Namun, jangan sekali-kali pajak itu dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan semua masalah," pungkas Darussalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com