Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Hari Beroperasi di T3, Ketepatan Waktu Garuda Indonesia Beranjak Normal

Kompas.com - 14/08/2016, 18:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kinerja ketepatan waktu atau on time performance (OTP) maskapai nasional Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta mulai beranjak normal.

Pada awal beroperasi di Terminal 3, OTP Garuda hanya di bawah 60 persen.

OTP ini mencerminkan ketepatan waktu atau sering-tidaknya delay yang dialami sebuah maskapai.

Semakin mendekati 100 persen, artinya maskapai semakin tepat waktu terbang, dan jarang mengalami kemunduran jadwal penerbangan.

Vice President Communication Garuda Indonesia Benny Butar-butar mengatakan, pada jam 2 siang Minggu (14/8/2016), OTP maskapai pelat merah itu mencapai angka 89,5 persen.

"Jadi ini jauh lebih baik ketimbang awal beroperasi yang di bawah 60 persen," kata Benny di T3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu.

Benny mengatakan, beberapa hari setelah beroperasi perdana di T3, OTP Garuda Indonesia naik dengan cepat di level 70 persen.

Namun begitu, masih banyak kabar mengenai kemunduran jadwal penerbangan satu-dua hari lalu.

"Dan kemudian memasuki weekend ini kami waspada betul, karena weekend penumpang dan aktivitas lebih banyak. Tapi kami berterimakasih kepada AP II karena seluruh boarding gate sudah dioperasikan," imbuh Benny.

Dijelaskan Benny, tujuh boarding gate yang sudah dibuka dan melayani para penumpang merupakan salah satu yang mendorong kinerja ketepatan waktu Garuda Indonesia.

"Dan kami mengharapkan Minggu depan, mulai Senin, kami harapkan OTP mendekati 95 persen," ucap Benny.

Selain pengoperasian seluruh boarding gate, Garuda Indonesia bersama Angkasa Pura II juga mengerahkan 100 personel customer service yang akan melayani para penumpang.

"Mereka akan membantu para penumpang untuk langsung mengenali arah boarding gate-nya, untuk mempercepat proses alur penumpang," pungkas Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com