Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Barang Konsumsi Meningkat Dibanding Tahun Lalu

Kompas.com - 15/08/2016, 16:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Januari-Juli 2016 mencapai 74,91 miliar dollar AS atau turun sebesar 10,85 persen dibandingkan periode sama 2015 yang mencapai 84,03 miliar dollar AS.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, berdasarkan penggunaan barang, hanya impor barang konsumsi yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

“Impor barang konsumsi Januari-Juli 2016 mencapai 6,88 miliar dollar AS. Pemerintah harus hati-hati dengan kondisi ini, karena pada periode sama tahun lalu impor barang konsumsi hanya 6,13 miliar dollar AS,” kata Suryamin dalam paparan di Jakarta, Senin (15/8/2016).

Suryamin mengatakan, impor barang konsumsi kumulatif mengalami peningkatan 12,31 persen dibandingkan tahun lalu. Namun begitu, BPS menyampaikan diharapkan dengan bergeliatnya industri manufaktur, lambat laun impor barang konsumsi dapat turun. Suplai dalam negeri dapat diisi dari produk-produk industri manufaktur dalam negeri.

“Industri manufaktur itu kan ada istilahnya time lag (jeda waktu). Diproses sekarang, output-nya baru bisa bulan depan, empat bulan depan, atau bahkan setahun lagi baru keluar kalau itu manufaktur besar seperti kendaraan bermotor,” imbuh Suryamin.

Sementara itu, impor barang konsumsi mengalami peningkatan, impor bahan baku/penolong dan barang modal justru mengalami penurunan.

Impor bahan baku/penolong Januari-Juli 2016 mencapai 55,89 miliar dollar AS atau turun 12,31 persen dibandingkan periode sama 2015 yang sebesar 63,60 miliar dollar AS.

Penurunan impor bahan baku/penolong ini diduga karena jumlah hari kerja yang berkurang cukup banyak di bulan Juli ini, sekitar dua pekan lamanya.

“Tapi kalau dilihat indsutri manufaktur ini masih cukup bagus. Mudah-mudahan impor bahan baku turun, bukan hanya karena jumlah hari kerja yang berkurang tapi juga suplai dalam negeri yang membaik akibat industri mulai menggeliat,” jelas Suryamin.

Sementara itu, impor barang modal Januari-Juli 2016 mencapai 12,13 miliar dollar AS atau turun 15,16 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 14,3 miliar dollar AS.

Penurunan impor barang modal terlihat dari penurunan impor dua kelompok barang, yakni mesin dan peralatan mekanik, serta mesin dan peralatan listrik. Impor mesin dan peralatan mekanik kumulatif mencapai 11,65 miliar dollar AS, atau turun 9,24 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai 12,83 miliar dollar AS.

Impor mesin dan peralatan listrik kumulatif mencapai 8,31 miliar dollar AS, atau turun 6,74 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 yang sebesar 8,92 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com