Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Diaspora Muda yang Jadi Ilmuwan di Universitas Boston Amerika Serikat

Kompas.com - 21/08/2016, 19:55 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih berumur 33 tahun, anak bangsa ini telah mencatat prestasi membanggakan di luar negeri.

Dia adalah Rezy Pradipta, WNI yang kini menjadi research scientist atau profesor peneliti di Universitas Boston, Amerika Serikat.

Bidang keahliannya, fisika plasma dan cuaca antariksa, dengan kaitannya pada teknologi pemantauan radar, komunikasi radio, dan sistem navigasi GPS.

Salah satu hasil risetnya mengenai deteksi dan analisis terhadap gelora-gelombang rantau ionosfer (traveling ionospheric disturbances atau TID) di lapisan atas atmosfer bumi akibat ledakan meteor di Chelyabinsk, Rusia, pada Januari 2013 lalu.

Rezy merupakan sarjana lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), salah satu institut terbaik di dunia.

Dia mendapatkan kesempatan kuliah di MIT berkat prestasinya di ajang olimpiade fisika, mewakili Indonesia.

Sewaktu menimba ilmu di SMU Taruna Nusantara, tahun 2001, Rezy mengikuti olimpiade fisika tingkat Asia di China. Dalam olimpiade itu, Rezy berhasil meraih peringkat satu dan menyabet emas. 

Kemudian, pada tahun yang sama, dirinya lanjut mengikuti olimpiade fisika tingkat internasional di Turki dan meraih perak.

"Setelah lulus SMA, saya dianjurkan oleh Pembina Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) untuk melanjutkan studi fisika S-1 ke Amerika Serikat. Akhirnya, saya mendapat beasiswa mengikuti program S-1 di MIT tahun 2002," kata Rezy saat berkunjung ke Jakarta beberapa waktu lalu. 

Semasa kuliah di MIT, pria kelahiran Jakarta itu memilih jurusan S-1 fisika dengan minor program di ilmu ekonomi. 

Tahun 2006 ia lulus S-1 dari MIT, lalu melanjutkan studi S-2 dan S-3 lagi di MIT di jurusan Nuclear Science and Engineering, dengan kolaborasi riset bersama Fakultas Aeronautics and Astronautics. 

Tesis master S-2-nya diselesaikan pada tahun 2007. Anak PNS ini lulus ujian kualifikasi doktoral (doctoral qualifying examination) tahun 2008, kemudian menyelesaikan disertasi doktoral tahun 2012. 

Setelah menyelesaikan S-3, ia lantas bekerja di Boston College, pertama-tama sebagai postdoctoral research associate, kemudian sebagai research scientist hingga sekarang.

Saat ditanya apa yang akan disumbangkannya untuk Indonesia, Rezy mengatakan, saat ini dirinya aktif menjalin kerja sama dengan peneliti-peneliti Indonesia untuk melakukan riset-riset mengenai fisika di Indonesia.

"Saya berharap pelajar di Indonesia tidak hanya menjadi pengguna pengetahuan, tetapi bisa juga menghasilkan pengetahuan yang nantinya berguna untuk banyak orang," kata Rezy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com