Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Proyek Energi Nuklir di Bangka Belitung Perlu Kajian Mendalam

Kompas.com - 25/08/2016, 19:29 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menilai rencana pembangunan sumber energi nuklir di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masih perlu kajian mendalam.

“Kesiapan pemerintah daerah dan penerimaan masyarakat sangat menentukan dibangun atau tidak dibangunnya listrik berbahan nuklir,” kata Purnomo Yusgiantoro, seusai menjadi keynote speech, seminar nasional sumber energi berkelanjutan di kampus Universitas Bangka Belitung, Kamis (25/8/2016).

Menurut Purnomo, penggunaan energi nuklir di Bangka Belitung perlu kajian karena kebutuhan listrik belum begitu besar.

Selain itu, nilai ekonomis penyaluran energi melalui jaringan interkoneksi  dari Bangka Belitung ke Pulau Jawa juga harus dikalkulasi terlebih dahulu.

“Bangun nuklir di Bangka Belitung, lalu interkoneksi ke Jawa, apakah ini menguntungkan. Tentu dikaji dulu,” ujarnya.

Seminar nasional tentang sumber energi berkelanjutan mengungkap pentingnya ketersediaan energi untuk pembangunan di Indonesia.

Namun, pembangunan proyek sumber energi tak bisa dilakukan dengan mudah. Selain karena biaya yang mahal juga harus mempertimbangkan faktor lingkungan.

Energi masa depan haruslah berasal dari sumber energi yang sifatnya berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Saat ini Indonesia mulai meninggalkan batu bara dan beralih pada penggunaan bahan bakar gas. Ketersediaan gas juga digunakan untuk mendukung target energi listrik nasional 35.000 megawatt,” jelas Purnomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com