Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesedihan Sri Mulyani dan Anggota Dewan yang Merasa Tak Bermanfaat bagi Dapil-nya

Kompas.com - 01/09/2016, 06:38 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ruang rapat Komisi XI DPR tiba-tiba saja memanas menjelang akhir rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Rabu (31/8/2016) malam.

Sejumlah anggota Komisi XI mencoba memasukkan salah satu poin kesimpulan yang tidak disetujui Sri Mulyani.

Poin kesimpulan itu meminta kepada Menteri Keuangan untuk mengomunikasikan rencana pembangunan, termasuk proposal dari Pemda, yang merupakan daerah pemilihan dari anggota Komisi XI.

Ketua Komisi XI Melchias Marcus Mekeng mengungkapkan bahwa poin itu sangat penting sehingga para anggota Komisi XI bisa berguna bagi daerah pemilihannya masing-masing.

"Jadi, itu yang saya tadi bilang Bu, (anggota Komisi XI) jangan bawa asumsi melulu ke daerah," ujar Melchias.

Anggota lain Komisi XI, Edison Betaubun, merasa tidak memiliki manfaat untuk daerah pemilihannya (dapil).

Menurut dia, selama ini meski sering membahas anggaran bersama Kemenkeu, dia tidak bisa memperjuangkan pembangunan di dapil-nya.

Seperti diketahui, Komisi XI adalah komisi yang hanya membahas anggaran pemerintah, kebijakan fiskal, dan moneter. Komisi ini tidak terkait langsung membahas atau mengajukan proyek-proyek pembangunan di daerah.

"Tidak apa manfaatnya kami membentuk Komisi XI kalau tidak ada manfaatnya bagi dapil. Tidak ada yang bisa diperjuangkan untuk itu, padahal kalau ada usulan anggaran ke Kemenkeu," kata Edison.

Dia bercerita bahwa sejak 2009 sampai saat ini, dia sebagai anggota DPR RI Komisi XI yang tidak pernah dipindah-pindah, tetapi belum pernah ada manfaat Kemenkeu sebagai mitra untuk kepentingan dapil-nya.

"Apa yang bisa kami lakukan?" keluh Edison.

Sri Mulyani langsung menanggapi curahan hati para anggota Komisi XI tersebut. Ia mengaku sedih, tetapi bisa memahami keinginan memasukkan poin ke dalam kesimpulan rapat.

"Saya sebetulnya dalam hal ini agak sedih kalau dikatakan tidak ada gunanya bicara tentang asumsi makro dan postur (APBN). Itu gunanya besar sekali Pak Edison," kata Sri.

Menurut dia, jika Indonesia punya APBN yang baik, akan tidak sulit untuk menjelaskan ke dapil. "Tetapi, dalam tujuan bernegara dan kalau sudah di posisi seperti Bapak Ibu sekalian ini, kan kadang-kadang diminta untuk kenegarawanannya," ucap Sri.

"Dalam hal ini memang ada fungsi-fungsi di dalam negara itu, membuat kebijakan, dan keputusan besar itu. Hal ini penting sekali mungkin sedikit frustrasi untuk menjelaskan ke daerah pemilihan," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Setelah itu, perdebatan di ruang rapat Komisi XI terus terjadi. Sri Mulyani tetap menolak poin kesimpulan tersebut lantaran tidak mau jajarannya bersentuhan dengan proyek-proyek di daerah.

Setelah hampir satu jam berdebat, akhirnya Ketua Komisi XI memutuskan untuk tidak memasukkan poin tersebut dalam hasil rapat yang sejatinya membahas mengenai pemangkasan anggaran dan tax amnesty tersebut.

Kompas TV Pemangkasan Anggaran Tekan Pertumbuhan Ekonomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com