Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Bulog: Beras di Gudang Masih Cukup untuk Redam Gejolak Harga

Kompas.com - 02/09/2016, 09:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti kenaikan harga beras bulan September melihat rekam kenaikan harga gabah di bulan Agustus 2016. Perum Bulog pun memastikan stok beras di gudang masih cukup untuk intervensi pasar.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menuturkan, posisi terakhir stok beras di gudang Bulog mencapai 2,05 juta ton, terdiri dari beras bersubsidi sebanyak 1,87 juta ton dan sisanya nonsubsidi.

Sedangkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tercatat masih sekitar 120.000-130.000 ton. Dengan demikian, Djarot menegaskan bahwa intervensi terus akan dilakukan melihat kondisi pasar.

"Selama ini kami rutin melakukan intervensi supaya jangan terjadi gejolak harga. Mungkin kalau terjadi gejolak yang tidak wajar, kami akan lakukan operasi pasar yang lebih besar lagi," kata Djarot kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2016).

Djarot menambahkan, pedagang beras di luar Bulog dan petani juga pasti akan mengeluarkan stok gabah dan beras yang masih menumpuk di gudang mereka, sisa hasil panen raya dua-tiga bulan lalu.

Gabah yang akan masuk ke penggilingan dan kemudian dipasok ke pasar dalam bentuk beras diharapkan dapat meredam potensi kenaikan harga bulan ini.

"Pedagang atau petani akan mulai giling gabah untuk dilepas ke pasar. Mereka kan mengganti stok gabah. Gabah lama dikeluarkan, gabah baru disimpan," ungkap Djarot.

Meski begitu, Djarot menegaskan apabila terjadi gejolak harga beras yang tidak wajar di September, pihaknya akan melakukan operasi pasar yang lebih besar.

"Ya pasti itu. Saya akan mencoba mengisi pasar utamanya dengan nonsubsidi, yang subsidi juga terus dikeluarkan. Karena di musim seperti ini memang gabah tidak sebanyak di musim panen raya, supply-demand memang agak terganggu," kata Djarot.

Data BPS

Sebelumnya, BPS mencatat harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada bulan Agustus 2016 sebesar Rp 4.480 per kilogram (kg), atau naik 2,38 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Sedangkan harga rata-rata gabah kering giling di tingkat petani tercatat sebesar Rp 5.405 per kg, atau naik 0,46 persen dibandingkan Juli 2016.

Di tingkat penggilingan, harga rata-rata GKP pada Agustus 2016 tercatat Rp 4.564 per kg atau naik 2,37 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Adapun harga rata-rata GKG harganya Rp 5.514 per kg, atau naik 0,75 persen dibandingkan Juli 2016.

“Di tingkat petani, harga gabah kan naik. Itu indikasi harga beras di September, mungkin itu yang perlu diwaspadai,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Kamis (1/9/2016).

(Baca: BPS : Waspadai Kenaikan Harga Beras di Bulan September 2016)

Kompas TV Jika Benar Naik, Harga Rokok Semahal Harga 5 Liter Beras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com