Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Ungkap Mahalnya Harga Sapi Bakalan Lokal

Kompas.com - 06/09/2016, 19:24 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan harga daging sapi di Indonesia masih menjadi polemik setiap menjelang hari-hari besar keagamaan.

Mahalnya harga daging sapi dipengaruhi oleh naiknya harga daging sapi bakalan (sapi potong) lokal di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf saat meninjau peternakan sapi di Cirebon.

"Harga sapi bakalan lokal itu dari waktu ke waktu naik terus harganya, dari tahun 2003 masih Rp 3 juta per ekor untuk berat 200 kilogram naik menjadi Rp 8 juta tahun 2007-2008 kemudian naik lagi menjadi Rp 13-16 juta tahun 2016 sekarang ini," papar Syarkawi kepada Kompas.com, Selasa (6/9/2016).

Dia menambahkan, melambungnya harga daging sapi bakalan lokal berimbas pada harga daging sapi segar lokal di pasaran.

"Makanya harga daging sapi segar dari sapi bakalan lokal itu bisa sampai Rp 130.000-140.000 per kilogram, itu sangat mahal, penyebabnya apa, ya itu tadi harga sapi bakalannya yang terlalu mahal," ujarnya.

Syarkawi menjelaskan penyebab harga sapi bakalan lokal terus melambung dari tahun ke tahun.

"Kenapa harga sapi bakalan lokal mahal? Penyebabnya antara lain faktor regulasi. Selama ini pembeli sapi bakalan lokal itu fokusnya ke Jawa Timur dan Jawa Tengah, sekarang Soekarwo (Gubernur Jatim) membuat regulasi melarang sapi-sapi yang dari Jatim diperdagangkan di luar Jatim, nah akibatnya pembeli sapi bakalan lokal yang biasanya membeli ke Jatim semuanya beralih ke Jateng," ungkapnya.

Peralihan tersebut membuat permintaan sapi di Jateng melonjak. "Peralihan itu menyebabkan permintaan terhadap sapi bakalan lokal ke Jateng menjadi sangat tinggi. Tingginya permintaan tanpa diimbangi oleh pasokan sapi ya harga pasti naik," tambahnya.

Syarkawi mengungkapkan, panjangnya rantai distribusi perdagangan sapi terjadi  karena peternak rakyat atau pelaku usaha peternakan tidak menjual langsung ke pasar.

"Di situ kami duga ada sekelompok pelaku usaha yang memang sengaja membuat harga sapi bakalan lokal sangat eksesif, nah ini yang akan kita dalami di KPPU," tambahnya.

Sementara terkait lokasi ditemukan indikasi permainan harga, Syarkawi belum menjelaskan lebih detail lokasinya.

"Ini yang akan kami dalami karena praktis pembelian sapi bakalan lokal terpusat ke Jateng nah itu yang akan kami lihat siapa yang bermain di situ, persisnya di mana itu akan kami dalami," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com