JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pos Indonesia menargetkan pendapatan Rp 5 triliun hingga akhir tahun ini. Target tersebut naik 13 persen jika dibandingkan dengan pendapatan yang diraih tahun lalu, yakni Rp 4,4 triliun.
PT Pos Indonesia optimistis, angka tersebut dapat tercapai. Bagaimana caranya?
Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setijono menyatakan, untuk mencapai target tersebut, perusahaan sudah menyiapkan sejumlah langkah. Salah satunya lewat transformasi digital untuk mendukung proses efisiensi dan integrasi dengan layanan pos lainnya.
”Perusahaan saat ini fokus membangun jaringan digital services,” ujar Gilarsi, Kamis (8/9/2016).
Perusahaan baru saja meluncurkan aplikasi bernama My Pos. Aplikasi ini nantinya menyatukan layanan offline Pos Indonesia dalam satu aplikasi dalam perangkat, misalnya aplikasi pengiriman barang.
Pihaknya juga sedang menjalin kerja sama dengan bank untuk mendukung financial technology (fintech) itu. ”Kami memang tidak sedang fokus membangun jaringan cabang-cabang baru,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga menargetkan pembangunan dan pengumpulan data. Nantinya, data tersebut digunakan untuk menyusun strategi penyebaran logistik agar lebih efektif sehingga perusahaan bisa melakukan analisis rute dalam proses pengiriman yang lebih efektif dan efisien.
Gilarsi mengatakan, pertumbuhan volume di jasa kurir hampir mencapai 60 persen dibandingkan dengan tahun lalu, meskipun angka tersebut belum mencapai volume dua kali lipat seperti yang ditargetkan.
Angka tersebut tetap dinilai mengalami peningkatan cukup siginifkan. "Sayangnya, untuk di financial services belum sesignifikan itu," imbuhnya. (Dede Suprayitno)