Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Filipina, Perilaku Presiden Duterte Bikin Investor Asing Kabur

Kompas.com - 20/09/2016, 16:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

MANILA, KOMPAS.com - Masa bulan madu Presiden Filipina Rodrigo Duterte dianggap sudah selesai.

Investor asing buru-buru menarik uang mereka dari pasar saham Filipina lantaran sikap Duterte terhadap AS dan China, yang memicu keraguan masa depan kebijakan luar negeri Filipina dan bagaimana Duterte menangani perekonomian.

Data resmi dari bursa efek Filipina menunjukkan, transaksi asing net pada indeks acuan Philippine Stock Exchange (PSE) jatuh setiap minggunya selama periode 15 Agustus hingga 16 September 2016.

Kurs mata uang peso pun melemah 3,37 persen terhadap dollar AS selama periode tersebut.

Dalam periode sebulan itu pula, indeks saham Filipina mencatat kinerja terburuk di kawasan.

Indeks PSE tumbang 4,48 persen, dibandingkan 2,99 persen penurunan indeks SET Thailand dan 1,74 persen penurunan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta.

"Pernyataan Presiden menimbulkan gejolak dalam beberapa hari terakhir dan mulai menjadi kekhawatiran," ujar Lexter Azurin, kepala riset Unicapital Securities seperti dikutip dari CNBC, Selasa (20/9/2016).

Beberapa waktu lalu, Duterte mengancam China dengan konfrontasi terkait sengketa Laut China Selatan.

Ia juga "menyulut api" dengan AS yang nyatanya adalah mitra utama Filipina, mulai dari dugaan mencaci Presiden Barack Obama hingga perintah untuk menarik mundur pasukan khusus AS dari Filipina Selatan.

Selain itu, Duterte juga mempertimbangkan untuk memasok alutsista dari Rusia dan China.

Berbagai pernyataan dan kebijakan Duterte tersebut mengganggu sumber utama kenyamanan investor asing di Filipina, yakni stabilitas.

Selama ini, Filipina merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi paling pesat di dunia.

Fundamental ekonomi Filipina kuat, sejalan dengan kuat dan sehatnya konsumsi domestik.

Menurut Azurin, konsumsi privat menyumbang 70 persen total ekonomi dan pertumbuhan yang kokoh pada sektor proses bisnis juga bisa mendorong pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.

Azurin menambahkan, usulan reformasi perpajakan yang dilakukan Duterte bisa berdampak pada konsumsi domestik lebih tinggi.

Pada kuartal II 2016, Filipina adalah ekonomi yang tumbuh paling pesat kedua di Asia, yakni mencapai 7 persen secara tahunan.

Filipina hanya kalah dari India yang tumbuh 7,1 persen, namun berada di atas China yang tumbuh 6,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com