Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berantas "Illegal Fishing", Susi Ajak Masyarakat Pantau Pergerakan Kapal di Seluruh Dunia

Kompas.com - 23/09/2016, 05:28 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan bahwa masyarakat kini bisa memantau pergerakan kapal maupun aktivitas perikanan di seluruh dunia dalam situs globalfishingwatch.org secara gratis.

Tujuannya, agar masyarakat bisa turut memantau pergerakan kapal asing secara real time, untuk mengurangi praktik illegal fishing di perairan Indonesia.

Sebelumnya, Susi melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada 14-16 September 2016. Dalam kunjungan kerja tersebut, dirinya berkesempatan menghadiri peluncuran program Global Fishing Watch tersebut.

Secara singkat, Global Fishing Watch adalah sebuah program yang mana masyarakat dapat memantau pergerakan kapal maupun aktifitas perikanan di seluruh dunia, dengan mengakses globalfishingwatch.org secara gratis.

"Situs ini bisa diakses publik walaupun tidak seaktual punya kami (Indeso)," ujar Susi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Susi menuturkan, dengan adanya program tersebut bisa mengurangi praktik illegal fishing di perairan Indonesia. Pasalnya, dengan program tersebut pihaknya bisa mendeteksi jika ada kapal mencurigakan yang masuk ke perairan Indonesia. 

Sekadar informasi, program Global Fishing Watch tersebut digagas oleh dua organisasi non-profit yakni, Oceana dan Skytruth yang bekerja sama dengan Google. Program ini juga didanai oleh aktor Hollywood, AS, yakni Leonardo DiCaprio.

Saat ini, program tersebut masih menggunakan sistem Automatic Identification System (AIS) untuk memperlihatkan kegiatan perikanan di seluruh dunia.

Penggagas program tersebut sedang berupaya mendapatkan data Vessel Monitoring System (VMS). Namun, perlu komitmen transparasi yang kuat dari pemerintah di seluruh dunia untuk membuka data VMS tersebut.

Praktik Illegal Fishing

Menteri Susi sebelumnya mengungkapkan, praktik illegal fishing yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di perairan Indonesia telah menyebabkan negara merugi Rp 3.000 triliun.

Dia menjelaskan, jumlah kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia dan memiliki izin sebanyak 1.000 lebih, sementara yang ilegal jumlahnya lima kali lipat dari yang legal.

Salah satu hal yang dilakukan Menteri asal Pangandaran, Jawa Barat, ini adalah dengan meledakkan sejumlah kapal asing pencuri ikan yang tertangkap, untuk memberikan efek jera.

Kompas TV Memberantas Illegal Fishing- Satu Meja Eps 128 Bagian 3

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com