BANGKOK, KOMPAS.com – Pasar saham dan mata uang Thailand menguat pada Jumat (14/10/2016), sehari setelah Raja Bhumibol Adulyadej mangkat.
Penguatan baik pada pasar saham maupun mata uang baht ini mematahkan ekskpektasi terjadinya aksi jual besar-besaran sebagai respon atas wafatnya raja yang telah memerintah Thailand selama 70 tahun tersebut.
Indeks saham SET menguat 3,5 persen pada pembukaan sesi perdagangan pagi hari. Penguatan SET ini merupakan angin segar bagi pasar saham Thailand setelah dilanda pelemahan dan aksi jual selama sepekan terakhir sejak pihak Istana Kerajaan Thailand menyatakan kondisi mendiang Raja Bhumibol kala itu tidak stabil.
Adapun mata uang baht menguat hampir 2 persen menjadi 35,208 terhadap dollar AS pada pukul 11.20. Penguatan baht ini merupakan yang tertinggi sejak 9 Oktober 2015, satu tahun yang lalu.
“Ketidakpastian dan spekulasi telah di-priced in dalam beberapa hari terakhir, di mana ada penurunan secara dramatis baik pada pasar saham maupun mata uang baht,” kata Margaret Yang, analis dari CMC Markets Singapore, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat siang.
Yang mengungkapkan, pasar melihat ada kemungkinan transisi tahta akan berjalan secara damai dan terkendali. Sehingga, ada aliran modal yang masuk setelah ada aksi jual dalam beberapa hari belakangan.
Raja Bhumibol Adulyadej merupakan raja yang berkuasa paling lama, yakni selama 70 tahun. Ia naik tahta pada tahun 1946, ketika itu usianya 18 tahun.