Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Defisit Anggaran, Arab Saudi Terbitkan Obligasi 15 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 17/10/2016, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi kini tengah menawarkan obligasi senilai total 15 miliar dollar AS kepada para investor. Penawaran obligasi ini pun sangat masif dengan permintaan yang cukup baik.

Upaya pemerintah Arab Saudi untuk menawarkan obligasi ini adalah langkah penting dan merupakan bagian dari rencana besar untuk memperbaiki dan mendiversifikasi ekonomi agar tidak terlalu bergantung kepada minyak.

Penawaran obligasi ini juga terjadi saat pemerintah Arab Saudi butuh pembiayaan. Arab Saudi terdampak keras dengan anjloknya harga minyak secara berkepanjangan dan perang yang amat memakan biaya di Yaman.

Dengan sekira tiga perempat pendapatan negara diperoleh dari sektor perminyakan, defisit anggaran Arab Saudi sangat besar, yakni 100 miliar dollar AS di tahun 2015.  Hal ini lantaran harga minyak jatuh 30 persen.

Penawaran surat utang ini akan menjadi penerbitan bond internasional pertama bagi Arab Saudi. Menurut Standard and Poor's, ini harus menjadi acuan yang jelas sehingga bisa mendorong perkembangan pasar obligasi negara tersebut.

"Saya rasa perjajian obligasi ini salah satu kebijakan penting dan prioritas. Meminjam akan memberi mereka (Arab Saudi) lebih banyak ruang untuk bernapas pada cadangan devisa mereka," ujar Adrian Helfert, head of global fixed income di Amundi Smith Breeden seperti dikutip dari CNBC, Senin (17/10/2016).

Arab Saudi dikabarkan bakal membicarakan tentang obligasi ini kepada investor-investor asal AS hari ini. Kepada investor, Arab Saudi menyatakan target keseimbangan anggaran dicapai pada tahun 2020 mendatang apabila harga minyak dunia berada pada level yang sama seperti saat ini.

Pada saat yang sama, Arab Saudi sedang sibuk mencapai kesepakatan dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara produsen minyak lainnya untuk mengurangi produksi minyak.

Namun, rencana pemangkasan produksi itu terganggu lantaran produsen minyak nyatanya malah meningkatkan pengeboran minyak mereka dan harga pun kembali bergejolak.

Jika ada persetujuan pemangkasan produksi, maka Arab Saudi akan kehilangan tujuannya untuk menjaga pangsa pasar.

Malahan, Arab Saudi terpaksa harus menelan pil pahit berupa pemangkasan anggaran dan perlambatan di sektor non-minyak. Saat ini saja, menter-menteri dan pekerja sektor publik terpaksa harus rela gajinya dipotong.

Sementara itu, subsidi listrik dan air secara besar-besaran dipangkas pula. 

Kompas TV Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 10%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com