Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per September 2016, Upah Harian Buruh Tani Naik tapi Daya Beli Turun

Kompas.com - 17/10/2016, 15:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, upah harian buruh tani nasional pada September 2016 naik 0,24 persen dibandingkan upah buruh tani pada Agustus 2016, yaitu dari Rp 48.120 menjadi Rp 48.235 per hari.

Akan tetapi, upah riil mengalami penurunan sebesar 0,08 persen. Dalam Berita Resmi Statistik yang dirilis BPS, Senin (17/10/2016), menjelaskan bahwa perubahan upah riil menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh, seperti buruh tani dan buruh informal perkotaan, yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Semakin tinggi upah riil, maka semakin tinggi daya beli upah buruh, atau sebaliknya. Upah riil buruh tani turun 0,08 persen pada bulan September 2016.

Pada bulan Agustus 2016, upah riil buruh tani sebesar Rp 37.290, namun pada bulan September 2016 turun menjadi Rp 37.259.

Sementara itu, upah nominal harian buruh bangunan atau tukang bukan mandor pada September 2016 meningkat sebesar 0,16 persen, yaitu dari Rp 82.348 menjadi Rp 82.480 per hari.

Sama seperti pada upah buruh tani, upah riil buruh bangunan turun 0,06 persen. Pada bulan Agustus 2016, upah riil buruh informal perkotaan mencapai Rp 65.810. akan tetapi, upah riil pada bulan September 2016 mencapai Rp 65.768.

Untuk upah butuh potong rambut wanita per kepala, rata-rata upah nominal September 2016 naik 0,25 persen dibandingkan Agustus 2016, dari Rp 24.781 menjadi Rp 24.843.

Upah riil September 2016 pun naik 0,03 persen dari Rp 19.804 pada Agustus 2016 menjadi Rp 19.809.

Sementara itu, untuk upah pembantu rumah tangga per bulan, rata-rata upah nominal September 2016 naik 0,14 persen dari Rp 362.402 pada Agustus 2016 menjadi Rp 362.910.

Adapun upah riil turun 0,08 persen dari Rp 289.621 menjadi Rp 289.379 pada September 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com