Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang: Harga Cabai Biasanya Turun Setelah Idul Adha, Sekarang Malah Naik

Kompas.com - 18/10/2016, 17:07 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengungkapkan, kenaikan harga cabai yang tengah terjadi saat ini sudah mulai terjadi setelah Hari Raya Idul Adha lalu.

Menurutnya, setelah lebaran biasanya tren harga mengalami penurunan, namun pada saat ini justru sebaliknya.

"Kenaikan ini sebenarnya sudah terjadi dua minggu sampai tiga minggu yang lalu. Awalnya ada kenaikan Rp 500 sampai dengan Rp 700 per kilogram (kg) pasca Idul Adha," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (18/10/2016).

Dia menegaskan, fenomena ini terbilang tidak wajar karena harga naik disaat konsumsi tidak meningkat.

"Ini menurut saya merupakan hal yang tidak wajar karena konsumsi sedang menurun jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.  Permintaan turun sebesar 21 persen pasca Idul Adha," jelasnya.

Menurutnya, kenaikan yang terjadi saat ini karena penurunan pasokan ditambah sempat ada beberapa daerah sentra produksi yang gagal panen.

"Akibatnya, pasokan (cabai) ke Jakarta agak menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya sehingga harga terdongkrak naik," kata dia.

Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca yang tidak menentu di beberapa daerah dan ada beberapa daerah yang terkena banjir sehingga petani mengalami gagal panen.

Dengan melihat persoalan yang terjadi, Abdullah menyarankan agar pemerintah memiliki peta produksi dan akurasi data yang akurat terkait angka produksi.

Menurutnya, dengan pemetaan wilayah produksi,  daerah yang produksinya surplus bisa memasok cabaik ke wilayah Jakarta.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sudjono mengungkapan persoalan dibalik melambungnya harga komoditas cabai karena terhambatnya rantai pasok yang disebabkan oleh terganggunya waktu panen.

Berdasarkan data Kementan pada bulan Oktober 2016, diprediksi ketersediaan cabai merah besar 76.771 ton, sementara kebutuhannya 75.761 ton sehingga ada surplus 1.010 ton.

Adapun untuk cabai merah keriting diprediksi ketersediaan cabai merah besar 60.816 ton, kebutuhannya 53.810 ton sehingga surplus 7.006 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com