Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andalkan Gas Bumi PGN, Genteng Asal Majalengka Diekspor hingga Malaysia dan Singapura

Kompas.com - 25/10/2016, 15:38 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

KOMPAS.com - Sudah puluhan tahun PT Genteng Teracotta Industri mengandalkan gas bumi sebagai bahan bakar utama dalam produksi genteng keramik. Saat ini, genteng tersebut sudah diekspor hingga ke Malaysia dan Singapura.

"Kami sudah puluhan tahun mengandalkan gas bumi untuk produksi genteng. Gas-nya dipasok oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN)," kata Direktur Keuangan PT Genteng Teracotta Industri Ana Merliana melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2016).

Pabrik genteng yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat ini, dalam sebulan dapat memproduksi hingga 550.000 lembar genteng keramik.

Gas bumi PGN dimanfaatkan sebagai bahan bakar tungku atau oven untuk mengeringkan genteng yang berbahan dasar tanah.

Anna mengungkapkan, penggunaan gas bumi memberikan manfaat yang besar bagi pabriknya, karena selain membuat hasil genteng bersih, panas yang merata, gas bumi dari PGN juga mengalir terus selama 24 jam ke pabriknya.

"Apalagi pakai gas bumi memberikan penghematan besar pada kami, kalau pakai kayu bakar atau minyak biayanya tinggi sekali, apalagi cari kayu bakar tiap hari dalam jumlah banyak juga tidak mudah," ungkapnya.

Anna menambahkan, walau saat ini persaingan bisnis genteng sangat ketat dengan munculnya genteng metal, pasar genteng keramik masih cukup luas. Genteng Keramik memiliki keunggulan seperti tahan puluhan tahun dan tahan segala kondisi cuaca.

"Saat ini, genteng produksi kami sudah menyebar di berbagai daerah, bahkan sekarang sudah sampai ke Malaysia dan Singapura," ucapnya.

Ia menambahkan lagi, dalam sebulan pabrik genteng ini mendapatkan pasokan gas sebanyak 204.000 meter kubik dari PGN.

"Penggunaan gas terbukti lebih efisien dan aman. Apalagi sudah tiga tahun ini harga gas PGN tidak naik," katanya.

Memperluas Jaringan

Kepala Pemasaran Area PGN Cirebon, Ade Sutisna menambahkan, Genteng Teracotta Industri merupakan salah satu pelanggan PGN yang menikmati manfaat besar dari penggunaan gas bumi.

"Kami terus berkomitmen memperluas jaringan gas bumi di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Tak lama lagi gas bumi PGN akan mengalir ke berbagai industri di kawasan Kanci-Brebes," ungkap Ade Sutisna.

Hingga saat ini panjang pipa gas PGN di Cirebon sekitar 402 km yang memasok gas ke 19.301 pelanggan, mulai dari rumah tangga, usaha kecil menengah hingga industri besar.

Secara nasional, PGN memasok gas bumi ke lebih dari 116.600 pelanggan rumah tangga. Selain itu, 1.900 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.580 industri berskala besar dan pembangkit listrik.

"Adapun total panjang pipa yang dibangun dan dioperasikan PGN mencapai lebih dari 7.200 km. Jumlah ini setara 78 persen pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia," tutup Ade Sutisna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com