Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Ekonomi Lesu, Kredit Macet UMKM Mulai Dekati Batas Aman

Kompas.com - 28/10/2016, 13:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Efek pelambatan ekonomi mulai memukul pebisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sebab rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) UMKM kian mendekati ambang bahaya lima persen.

Dari data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit bermasalah di segmen UMKM mencapai Rp 35,32 triliun per Agustus 2016.

Jumlah tersebut setara 4,56 persen dari total penyaluran kredit UMKM yang sebanyak Rp 773,29 triliun.  

Yang menarik, bisnis skala kecil tercatat paling mengalami tekanan dan sudah melewati batas aman NPL di level 5,28 persen.

Secara keseluruhan, rasio NPL kredit UMKM tersebut naik ketimbang akhir tahun lalu yang sebesar 4,02 persen. Secara nominal, kredit macet sektor UMKM di 2014 mencapai Rp 29,79 triliun,

Menurut kelompok bank, kredit macet UMKM per Agustus 2016 menumpuk di bank milik pemerintah dengan kontribusi NPL senilai Rp 17,59 triliun. Jumlah tersebut setengah dari total kredit macet sektor UMKM.

Dari sisi jenis penggunaan, kredit modal kerja para pebisnis UMKM membukukan kredit bermasalah sebesar Rp 26,41 triliun. Dengan demikian, bank penguasa pasar UMKM menahan diri untuk menyalurkan kredit UMKM.

NPL Perbankan

Contohnya, Bank Mandiri. Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya terus melakukan bersih-bersih kredit bermasalah yang menghantui kredit UMKM. Salah satu rencananya, menambah pencadangan menjadi Rp 20 triliun dari posisi saat ini sebesar Rp 16 triliun.

“Ke depan tren NPL akan membaik tapi perbaikannya cenderung lambat,” kata Kartika. Enggan merinci, Bank Mandiri yakin bisa menekan rasio NPL di akhir tahun.

Rasio NPL kredit kecil Bank Mandiri sudah melewati batas aman yakni sebesar 5,29 persen atau senilai Rp 3,16 triliun per September 2016. Malah, rasio NPL di kredit menengah lebih tinggi lagi, sebesar 6,34 persen atau senilai Rp 10,31 triliun.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mengalami masalah serupa. Namun Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, rasio kredit bermasalah BRI pada kredit menengah dan kecil sudah mulai menurun.

BRI ingin terus memperbaiki kualitas kredit di segmen ini. BRI mencatatkan rasio NPL kredit menengah sebesar 6,52 persen per akhir September 2016 atau turun 74 basis poin (bps) ketimbang 7,26 persen per September 2015.

Pada periode sama, rasio NPL pada kredit kecil mulai susut menjadi 3,66 persen atau turun 21 bps secara tahunan.

Demi menghindari risiko, Bank Mandiri menahan kredit UMKM tumbuh di bawah 5 persen hingga akhir tahun. Sementara BRI menargetkan kredit UMKM naik 11 persen di sepanjang tahun ini. (Nina Dwiantika)

Kompas TV Rasio Kredit Bermasalah BNI Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com