Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTA Jatiluhur Akan Tingkatkan Kapasitas Listrik Tiga Kali Lipat

Kompas.com - 08/11/2016, 09:44 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Perum Jasa Tirta (PJT) 2, pengelola PLTA Jatiluhur, tengah melakukan studi peningkatan kapasitas listrik. Saat ini, kapasitas listrik Jatiluhur sebesar 187 MW akan ditambah 600 MW menjadi 787 MW.

“Bisa ditambah hingga 600 MW. Saat ini masih studi. Mudah-mudahan (studi) selesai tahun depan,” ujar Direktur Utama PJT 2 Djoko Saputro di Purwakarta, Selasa (8/11/2016).

Penambahan kapasitas ini membutuhkan investasi. Namun, jumlahnya belum bisa disebutkan karena masih dalam kajian. Yang pasti, penambahan kapasitas memungkinkan PJT 2 menjual listrik dalam jumlah lebih besar.

Selama ini, PJT menjual listrik ke PLN dengan harga Rp 290 per kWh. Harga tersebut terbilang sangat murah dibanding harga jual PLN. Namun, ada pula listrik yang dijual secara langsung ke industri. Namun, itu pun berdasarkan persetujuan PLN.

Biasanya, PJT menjual listrik langsung ke industri ketika PLN tidak mampu memenuhi kebutuhan sehingga dialihkan ke PJT.

“Suplai kami ke industri tidak mengurangi pasar PLN. Jadi, primary supply kami tetap ke PLN. Namun, kami punya cadangan. Inilah yang dijual ke industri,” tuturnya.

Djoko mengaku, dari sisi keuntungan, menjual langsung listrik ke industri lebih menguntungkan. Hal itu pun menjadi harapan Bupati Purwakarta. Selain menguntungkan PJT, penjualan listrik langsung ini bisa menekan biaya produksi industri di Purwakarta.

“Karena itu, saya akan menyurati Presiden, meminta PJT 2 bisa menjual listrik secara langsung ke industri di Purwakarta,” tuturnya.

Selama ini, yang terjadi di Purwakarta adalah ironi. Ketika salah satu daerahnya menghasilkan listrik, industri yang berada di sekitarnya justru menggunakan batubara karena tidak mampu membeli listriknya.

“Listrik Jatiluhur dijual ke PLN dengan harga murah. PLN menjualnya mahal, dan industri Purwakarta tidak mampu beli sehingga menggunakan batubara. Ini ironi,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com