Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Timur Masih Jadi Tantangan Ketahanan Energi

Kompas.com - 14/11/2016, 13:34 WIB

KOMPAS.com - Wilayah Indonesia bagian timur masih menjadi salah satu tantangan pembangunan bagi ketahanan energi nasional. Catatan terkini dari laman Kementerian ESDM, esdm.go.id menunjukkan  masih ada 12.659 desa yang belum mendapat akses listrik. Dari jumlah itu, sekitar 70 persen di antaranya berada di Indonesia bagian timur.

Lantaran tantangan inilah, kata Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind) pada Jumat pekan lalu dalam keterangan persnya, pihaknya menaruh perhatian lebih pada Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Donggi di Sulawesi Selatan.

Menurut pihak Rekind, ada tantangan tersendiri saat menggarap  proyek perekayasaan, pengadaan, dan konstruksi (EPC) tersebut.  Tantangan itu berupa waktu pengerjaan yang ketat dan pengembangan teknologi baru.

Sekarang, PPGM Donggi berhasil menghasilkan gas alam sebesar 55 juta standard kaki kubik (mmscfd). Proyek ini mengelola limbah acid gas (AG) dengan menggunakan teknologi bakteri yang ramah lingkungan jika dibandingkan penggunaan zat kimia. Sebanyak lebih dari 3000 tenaga kerja nasional dan lokal daerah dipekerjakan di proyek ini. Pada akhir pelaksanaannya, Rekind mendapatkan apresiasi dari pemilik proyek (Pertamina EP) karena telah berhasil mencatatkan lebih dari 10 juta jam kerja selamat tanpa adanya LTI (Lost Time Injury) dan fatality.

Penghargaan

Pada Jumat tersebut, terkait PPGM Donggi, imbuh Jobi, Rekind kembali berhasil meraih penghargaan Indocement Awards untuk kali kedua. Indocement Award merupakan ajang bergengsi yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali.

Lebih lanjut, penghargaan ini  memberikan apresiasi kepada perusahaan kontraktor dan EPC yang telah berkontribusi dalam pembangunan industri nasional dengan memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability) dan lingkungan (green) sehingga mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan dan pemangku kepentingan  (stakeholder) lainnya.

Dalam ajang kali ini, Rekind memenangi kategori Best Industrial/EPC Project Performance melalui PPGM Donggi. Kriteria yang dinilai meliputi manajemen proyek, proses pembangunan proyek, performa HSE (Health & Safety Environment), serta pengelolaan lingkungan. "Ajang penghargaan seperti ini dapat meningkatkan motivasi bagi perusahaan nasional seperti kami untuk terus meningkatkan kualitas bagi perkembangan industri di Indonesia," demikian salah satu petikan sambutan Jobi Triananda Hasjim dalam kesempatan tersebut.

Dari laman pep.pertamina.com diperoleh informasi bahwa pembangunan PPGM Donggi dimulai sejak 12 November 2013. Proyek ini rampung pada 2015.

Dalam upayanya mendukung ketahanan energi nasional, saat ini Rekind sedang membangun proyek-proyek pembangkit listrik dan fasilitas gas. Di antaranya adalah PLTP Lahendong unit 5 & 6 dengan kapasitas 2 x 20 MW, PLTP Ulubelu unit 3 & 4 dengan kapasitas 2 x 55 MW, dan Proyek Pipa Bawah Laut dan Single Point Mooring RU VI Balongan.

Selanjutnya, sebagai dukungan terhadap ketahanan pangan, Rekind tengah membangun proyek Pusri II B yang memproduksi Ammonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan Urea 2.750 ton/hari (907.500 ton/tahun) dan proyek Banggai Ammonia Plant (BAP) dengan kapasitas produksi 1900 metrik ton per hari (mtpd). Di luar negeri, Rekind saat ini sedang membangun proyek Sabah Ammonia Urea (SAMUR) yang berlokasi di Sabah, Malaysia. Pada proyek ini kapasitas produksi adalah ammonia 2.000 mtpd, urea synth 3.500 mtpd, dan urea granule 3.850 mtpd. Rekind juga sedang menyelesaikan pabrik gula terpadu Industri Gula Glenmore yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com