Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Tawarkan Rusia Kembangkan Jalur Kereta Api Surabaya - Malang

Kompas.com - 15/11/2016, 12:50 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian menawarkan kepada Rusia untuk mengembangkan jalur kereta api Surabaya - Malang. 

Direktur Jenderal Perkeretaapian, Prasetyo Boeditjahyono mengatakan, jalur kereta api sepanjang 92 kilometer ini termasuk jalur yang padat. Sehingga diperlukan pengembangan. 

"Selain itu, kondisi jalur kereta api yang masih single track menjadi dasar pertimbangan Pemerintah untuk fokus pada pengembangan jalur tersebut," ujar Prasetyo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jakarta, Selasa (15/11/2016). 

Prasetyo menuturkan, saat ini dirinya telah mengundang pihak Rusia untuk berdiskusi mengenai tindak lanjut dari pengembangan jalur kereta api Surabaya - Malang. 

"Untuk menunjukkan ketertarikan pada kegiatan ini, pihak Rusia bahkan saat ini telah mengirimkan perwakilan untuk berkunjung ke lokasi dan melakukan survei pada lintas tersebut," tuturnya. 

Prasetyo mengungkapkan, proyek pengembangan jalur kereta ini akan bersifat komersial. Sehingga, kata dia, memang diarahkan kepada investor Rusia.

"Bentuk kerja sama dan besaran nilai investasi belum dapat disampaikan karena masih dalam tahap awal pembicaraan," tandasnya.

Sekadar informasi, jalur kereta api Surabaya - Malang ini dilewati KA Singosari Express. KA tersebut berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya hingga berakhir di Stasiun Malang. 

Kompas TV Ubah Layanan Tiket, PT KAI Raih Penghargaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com