Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Bakal Hentikan Kerja Sama Trans Pasifik, Jepang dan China Bertindak

Kompas.com - 22/11/2016, 15:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

TOKYO, KOMPAS.com - Presiden terpilih AS Donald Trump menyatakan bakal menghentikan perjanjian perdagangan Kerja Sama Trans Pasifik (TPP) segera setelah diambil sumpahnya sebagai Presiden AS pada Januari 2017 mendatang. Jepang dan China pun langsung bertindak menanggapi rencana Trump itu.

"Saya akan menerbitkan nota untuk keluar dari TPP, yang berpotensi membawa bencana bagi negara kami. Sebaliknya, kami akan menegosiasikan perundingan perdagangan yang adil, yang akan membawa lapangan kerja dan industri kembali ke daratan Amerika," ujar Trump dalam pesan video.

Sementara itu, pada Selasa (22/11/2016) waktu setempat, Jepang menegaskan kembali komitmennya terhadap TPP meski Trump menyatakan AS bakal keluar dari TPP.

Pakta perdagangan ini merupakan upaya pemerintahan Presiden Barack Obama untuk meningkatkan kerja sama dengan Asia.

TPP dimaksudkan untuk memberikan kehadiran AS yang solid di kawasan Asia Pasifik. Pasalnya, banyak perusahaan AS memandang kawasan tersebut adalah yang paling dinamis secara ekonomi di dunia.

Pernyataan yang dikumandangkan Trump tersebut diumumkan setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan bahwa pakta perdagangan TPP tidak akan ada artinya tanpa kehadiran AS.

Namun, kepala sekretariat kabinet Jepang Yoshihide Suga mengungkapkan Jepang berencana melakukan lobi kepada negara-negara yang menandatangani perjanjian TPP.

Keengganan AS untuk bergabung dengan TPP akan menjadi kesempatan yang bagus bagi China untuk mendorong perjanjian perdagangan yang dibuatnya, yakni Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Hal ini diungkapkan oleh He Weiwen, wakil presiden lembaga Center for China and Globalization.

"Kami sudah berupaya selama bertahun-tahun untuk menyelesaikan RCEP di tahun ini atau tahun depan. Ini adalah langkah penting bagi perundingan yang lebih besar, yakni FTAAP (Free Trade Area of the Asia-Pacific)," ujar He seperti dikutip dari CNBC.

Beijing mendorong FTAAP sejak tahun 2014 sebagai bingkai kerja liberalisasi perdagangan di kawasan Asia Pasifik.

Ini juga merupakan bagian dari upaya China untuk mengusung pakta perdagangan yang dipadukan dengan inisiatif soft power guna menajamkan pengaruh ekonomi China, seperti rencana infrastruktur One Belt, One Road dan bank pembangunan bentukan China, Asian Infrastructure Investment Bank.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com