Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunjukkan kepada Publik Industri Sawit Itu Ramah Lingkungan

Kompas.com - 24/11/2016, 16:54 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) MS Sembiring mengaku mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit Indonesia menyusul kebutuhan dunia terhadap minyak nabati yang terus meningkat. Syaratnya, industri kelapa sawit harus dikelola dengan menerapkan nilai-nilai ramah lingkungan.

"Kami tidak melawan industri kelapa sawit sama sekali, yang kami tolak adalah kerusakan-kerusakan lingkungan. Jadi kalau pada praktiknya industri sawit menerapkan nilai-nilai ramah lingkungan, maka untuk apa kami menolak?” kata MS Sembiring di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2016).

Justru, kata Sembiring, industri kelapa sawit ini harus didukung karena berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengingat terdapat sekitar 42 juta orang yang terlibat di dalam industri ini.

Bahkan, menurut Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Musdalifah Machmud, industri kelapa sawit memberikan kontribusi terbaik terhadap pertumbuhan GDP, sekalipun dibandingkan dengan industri minyak dan gas.

Karena itu, hal yang terpenting adalah membawa kelapa sawit fokus pada tata kelola perkebunan yang ramah lingkungan.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menuturkan, pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan telah menjadi perhatian pemerintah dengan menerapkan standar khusus, yaitu melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).

"ISPO menjadi salah satu kekuatan kita untuk mendukung daya saing industri sawit nasional, dan kita perlu menyosialisasikannya kepada masyarakat," tutur Bambang.

Karena itu, kata Bambang, industri kelapa sawit harus mampu menunjukkan kepada publik bahwa usaha tersebut dijalankan berdasarkan aspek-aspek lingkungan yang berkelanjutan.

"Pelaku usaha perkebunan kelapa sawit perlu memberikan keterbukaan informasi kepada publik terkait pengelolaan industri sawit," kata Bambang.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menambahkan, kunci usaha perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan memerlukan harmonisasi antara pasar, masyarakat, dan negara sehingga mampu bersinergi secara optimal.

"Pasar sifatnya lebih menuntut, mengharapkan industri sawit untuk lebih meningkatkan efisiensi secara operasional maupun produktivitas. Untuk itu, Gapki mendukung penguatan ISPO dan berharap standar ISPO medapat pengakuan dari pasar dunia," tambah Joko.

Sedangkan peran masyarakat atau komunitas, kata Joko, sangat penting untuk menumbuhkan rasa saling percaya melalui komunikasi yang intensif kepada masyarakat secara umum. Selain itu, masyarakat juga merasakan langsung dampak positif berupa peningkatan kesejahteraan dengan keberadaan perkebunan kelapa sawit. Adapun peran negara adalah membuat kebijakan yang memiliki kekuatan untuk mengintervensi industri sawit.

"Inilah mengapa sebuah harmonisasi itu penting, bukan saja antar pemangku kebijakan, tetapi juga dengan para pelaku usaha. Sehingga, regulasi-regulasi yang dibuat harus bersifat suportif," pungkas Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com