Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT: Penanganan Kecelakaan Truk di Jalan Tol Masih Kurang Baik

Kompas.com - 30/11/2016, 21:15 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, penanganan kecelakaan truk di jalan tol masih kurang baik. Pasalnya, saat ini belum ada yang ditugaskan untuk menangani kecelakaan truk pengangkut  di jalan tol. 

Hal ini disampaikan, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam Media Release di Ruang Aula KNKT Gedung Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Rabu (30/11/2016). 

"Ternyata belum ada siapa yang ditugasi penanganan jika terjadi kecelakaan truk di jalan tol," ujar Soerjanto. 

Menurut Soerjanto, kecelakan truk di jalan tol sangat membahayakan pengemudi lain. Apalagi, jika ada kecelakaan truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dapat menimbulkan ledakan. 

"Kalau tangki truk meledak dalam radius 1 km itu bisa mengakibatkan orang meninggal," jelasnya. 

Soerjanto menuturkan, saat ini juga uji kelaikan kendaraan truk yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub hanya pada kondisi truk, belum termasuk pengujian tangki truk.

"Uji berkalanya masih agak rancu. Laik dari truknya belum termasuk laik tangkinya. Jadi laik yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan darat adalah kendaraan saja, tidak termasuk tangkinya. Nah ini yang perlu ke depan cari solusinya," katanya. 

Oleh karena itu, dirinya meminta pemangku kepentingan untuk menugaskan KNKT untuk menangani kecelakaan truk di jalan tol.  Selain itu, dirinya akan mencari solusi untuk mencegah kecelakaan truk di jalan tol terjadi.

Salah satunya, dengan memindahkan jalur truk untuk tidak melewati jalan tol. 

"Kami mendapat sambutan dengan baik oleh pemangku kepentingan terkai. Sebentar lagi jalur truk akan dipisahkan. Saya lihat semua pemangku kepentingan  mulai ada  sinergi untuk kepentingan transportasi," tandasnya. 

Kompas TV Menhub: Masih Banyak Transportasi yang Tak Sesuai Kaidah Keselamatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com