Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sektor-sektor Potensial Pendongkrak Ekonomi Tanah Air

Kompas.com - 06/12/2016, 15:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah menyiapkan beberapa sektor potensial untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di 2017. Sektor-sektor potensial itu adalah industrialisasi, pariwisata, dan vocational training.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bila pemerintah mampu memaksimalkan sektor-sektor potensial tersebut, maka realisasi pertumbuhan ekonomi nasional 2017 diyakini lebih baik ketimbang proyeksi pemerintah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

"Pertumbuhan Ekonomi kita di APBN kan 5,1 persen. Saya perkirakan 5,2 persen-5,4 persen. Yang di APBN itu perhitungan logis, yang saya itu perhitungan berdasarkan masukan dan rencana yang akan kita lakukan," ujar Darmin saat menghadiri Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Saat ini kata Darmin, konsumsi masyarakat masih menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian nasional di 2017. Selain itu, bonus demografi juga menjadi pemicu stabilnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.

Namun demikian, Darmin memprediksikan, aktivitas perdagangan di tahun depan masih akan lesu. Menurutnya, hal ini karena belum membaiknya harga komoditas di pasar global. Padahal, komoditas merupakan penyangga perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

"Ada sekelompok yang turun karena ada harga komoditi turun. Tapi, kelompok yang lain ada juga yang naik," terangnya.

Maka dari itu, untuk tetap mendorong perekonomian dalam negeri, pemerintah perlu meningkatkan peran industrialisasi, pariwisata, dan meningkatkan sumber daya manusia.

Ketiga sektor ini dianggap mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang.

"Kami akan pertajam industrialisasi untuk mengundang investor, pariwisata, dan vocational training. Itu yang sedang kami persiapkan," pungkas Darmin.

Kompas TV Penduduk Usia Muda sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com