Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Fokus Investasi Substitusi Impor

Kompas.com - 06/12/2016, 15:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden RI Joko Widodo meminta kabinetnya, khususnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), untuk mencapai target investasi tahun depan sebesar Rp 670 triliun, meningkat dibandingkan target tahun ini yang sebesar Rp 594,5 triliun.

Jokowi juga meminta BKPM untuk dapat mencapai target investasi 2018 sebesar Rp 840 triliun. Jokowi berharap kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan bisa mencapai 45 persen.

"Apa yang harus difokuskan untuk investasi? Selalu saya sampaikan bahwa substitusi barang-barang impor harus menjadi konsentrasi kita," kata Jokowi dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Selain fokus pada investasi substitusi barang-barang impor, Jokowi juga minta agar investasi untuk megaproyek menjadi perhatian khusus. Investasi di megaproyek diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jokowi dalam kesempatan itu mengaku, saat ini menarik investasi memang sangat sulit. Namun, kondisi ini tidak hanya dialami oleh Indonesia.

Dalam berbagai agenda pertemuan dengan pemimpin negara-negara lain, Jokowi juga mendengar keluhan sama, perekonomian yang lesu dan susahnya menarik investasi.

"Tetapi saya yakin, dengan perubahan kebijakan yang kita lakukan, investasi saya yakin akan masuk ke negara kita, baik yang petrochemical, minyak dan gas, (serta) pembangkit listrik," kata Jokowi.

Sebagai informasi, pemerintah telah mengeluarkan 14 paket kebijakan ekonomi, yang fokus pada deregulasi dan debirokratisasi untuk, salah satunya, menarik investasi.

Ditemui di sela-sela seminar, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sepakat investasi substitusi impor perlu menjadi fokus perhatian.

"Yang masih banyak impor di energi. Di pangan, gula kita masih impor, garam juga masih impor. Kemudian tekstil juga banyak impor," kata Enggartiasto.

Lebih jauh dia mengatakan, investasi substitusi impor ini menjadi langkah untuk meningkatkan produksi dan industri dalam negeri.

Sebab, Indonesia juga tidak mungkin menutup keran impor sebagai konsekuensi dari aturan World Trade Organization.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com