Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melantai di Bursa, Prodia Siap Kembangkan Jaringan

Kompas.com - 07/12/2016, 11:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) atau laboratorium Prodia hari ini, Rabu (7/12/2016) melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi emiten ke-15 tahun ini atau ke-538 dari total emiten.

Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty menuturkan, IPO ini merupakan langkah strategis Prodia dalam rangka memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas layanannya. Prodia menargetkan dalam tiga-empat tahun mendatang menambah 33 laboratorium klinik.

"Dengan semakin luasnya jejaring Prodia, masyarakat Indonesia diharapkan bisa mendapatkan solusi terbaik akan kebutuhan diagnostik kesehatan," kata Dewi dalam konferensi pers usai pencatatan saham perdana, di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Dewi mengatakan, harga saham yang ditawarkan kepada investor sebesar Rp 6.500 per lembar saham. Harga yang ditawarkan ini telah melalui proses penawaran umum pada 30 November-2 Desember 2016.

Adapun jumlah saham yang dilepas sebesar 187,5 juta saham atau setara 20 persen dari total saham perusahaan. Dewi menargetkan peroleh dana dari IPO ini mencapai Rp 1,22 triliun.

Lebih jauh Dewi menjelaskan, nantinya sebanyak 67 persen dari peroleh dana diperuntukan pengembangan jaringan laboratorium klinik. Sebanyak 19 persennya akan digunakan untuk membeli alat-alat dan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas layanan.

Sementara itu sisanya, akan digunakan untuk modal kerja, operasional, dan kegiatan korporasi lainnya.

"Kami ucapkan terimakasih atas dukungan dan kepercayaan semua pihak, sehingga Prodia bisa menjadi laboratorium klinik pertama di Indonesia yang tercatat di bursa dan sahamnya dimiliki publik," kata Dewi.

Pada pembukaan perdagangan tadi pagi, saham PRDA dibuka turun Rp 6.300. Namun, harga saham PRDA kembali naik menyentuh level tertinggi Rp 6.700 per lembar saham, dengan total volume perdagangan sebanyak 485 lot.

Dalam kesempatan sama, Moleonoto, Direktur Utama PT Indo Premier Securities selaku penjamin pelaksana emisi efek mengatakan, harga saham Rp 6.500 dinilai wajar dengan melihat berbagai pertimbangan seperti besarnya permintaan dan porsi investor.

"Komposisi investor yakni 73 persen asing dan 27 persen domestik. Dari tipenya, 95 persen adalah investor institusi baik asing maupun domestik, yang bersifat long-term, seperti dari reksadana dan asuransi," kata Moleonoto.

Moleonoto optimistis, IPO Prodia akan diterima pasar sebab potensi pertumbuhan industri kesehatan masih sangat besar, didukung program jaminan kesehatan nasional. Selain itu, Prodia juga dinilai pasar sebagai market leader di sektornya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com